Foto: Dok. Kementan
Foto: Dok. Kementan

Omzet Petani Kopi Meningkat di Tengah Pandemi Covid-19

Gervin Nathaniel Purba • 28 April 2020 22:50
Malang: Kopi dinilai punya potensi sebagai komoditas unggulan pada masa pandemi covid-19. Dwiyanto, misalnya. Seorang petani kopi yang mengaku meraih peningkatan omzet selama masa pandemi covid-19.
 
Pria yang berasal dari Kabupaten Malang dan tergabung dalam Gapoktan Ngudi Makmur ini menuturkan bagaimana strateginya dapat bertahan selama masa pandemi covid-19. Dwiyanto berinovasi dengan membuat produk fermentasi kopi dalam bentuk cair. 
 
Berangkat dari beberapa literatur tentang manfaat kopi sebagai salah satu suplemen kesehatan, dia memanfaatkan produk fermentasi kopi cair tersebut. 

Awalnya hanya untuk dikonsumsi kalangan sendiri, yakni orang tua dan sanak keluarga di lingkungan rumah. Seiring dengan banyaknya testimoni tentang manfaat produk fermentasi kopi cair tersebut, penikmat fermentasi kopi cair sudah meluas hingga keluar kota. Bahkan pemesanan melalui media sosial bisa tembus sampai Kalimantan.
 
Banyaknya manfaat dari kopi fermentasi semakin memberikan ruang pemasaran yang menjanjikan. Diketahui, dengan mengonsumsi formula kopi cair beberapa konsumen menyampaikan adanya peningkatan stamina dan berkurangnya obesitas pada beberapa kasus. 
 
Dengan metode penjualan yang tidak hanya mengandalkan sistem konvensional, dalam tiga bulan pada awal 2020, peningkatan omzet naik berkisar 23,5 persen dibandingkan dengan periode yang sama pada 2019, hingga mencapai Rp80 juta per bulan. 
 
“Saya akan terus meningkatkan kualitas fermentasi kopi cair buatan saya, agar manfaatnya dapat dirasakan masyarakat dalam skala yang lebih luas. Selain itu, akan meningkatkan kesejahteraan petani kopi Desa Sumberdem, Kecamatan Wonosari, Kabupaten Malang”, ujar Dwiyanto sebagai formulator Kopi Kawi sekaligus sang petani milenial, dikutip keterangan tertulis, Selasa, 28 April 2020.
 
Menengok ke belakang pada 2018, perkebunannya menghasilkan kopi kering sebanyak 2,3 ton per tahun. Pada 2019 menghasilkan 2,1 ton per tahun kopi kering, dengan luasan sekitar dua hektare (ha). Hasil kopi tersebut rata-rata 60 persen dijual dalam bentuk kopi bubuk pada 2018. Meningkat menjadi 70 persen pada 2019, dengan omzet yang mencapai Rp61,5 juta, dengan cara pemasaran konvensional. 
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(ROS)


TERKAIT

BERITA LAINNYA

social
FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan