Ia menceritakan beratnya usaha yang dulu dirintis hanya menggunakan kompor minyak dan wajan kecil, sehingga hanya mampu memproduksi 1 kg atau 10 bungkus keripik per hari. Proses pemasarannya juga dilakukan sendiri dari warung ke warung.
baca juga: Wahai Pelaku UMKM Perempuan, Yuk Pahami Pentingnya Punya NIB! |
Seiring berjalannya waktu, pada 2017 usahanya sempat macet karena terkendala modal. Dia mengaku, ketiadaan modal yang dibarengi dengan kenaikan harga bahan baku membuatnya tidak menyanggupi pesanan dari para pelanggan. Padahal saat itu, banyak yang suka dengan Keripik Macho buatannya karena rasanya gurih.
Cari tambahan modal usaha
Dia mengatakan sempat ada yang pesan 100 bungkus. Namun, dia tak bisa memenuhi pesanan itu sehingga kemudian bergabung dengan Rumah Kreatif BUMN (RKB) Baturaja yang saat ini menjadi Rumah BUMN Baturaja."Saya menceritakan kesulitan usaha yang saya alami dan mendapatkan modal tambahan. Awalnya saya hanya berharap bisa dapat bantuan pinjaman Rp5 juta hingga Rp10 juta. Setelah dilakukan survei pada tahun 2017, usaha saya dinilai berpotensi dan akhirnya saya mendapat pinjaman Rp50 juta,” ujar Mulitina, dikutip Rabu, 8 Maret 2023.
Berkat pinjaman dana dari Rumah BUMN Baturaja itu, dia bisa kembali menjalankan usahanya, bahkan sukses melakukan pengembangan usaha. Selain memproduksi Keripik Macho, bersama tiga orang rekannya, Mulitina Tumini juga memproduksi stik bawang, emping ubi, sale pisang, kopi bubuk, wedang jahe, lempok, hingga abon ikan patin.
“Salah satu keistimewaan Keripik Macho yang saya produksi adalah bahan baku yang digunakan itu macho (sejenis ikan teri) yang hanya bisa didapat di Palembang. Sehingga memiliki rasa gurih yang khas,” kata Mulitina.
Pembinaan UMKM
Ia menuturkan pembinaan yang diberikan oleh Rumah BUMN Baturaja tidak terbatas pada bantuan dana, tetapi juga meliputi bantuan untuk perizinan, sertifikasi halal, pelatihan, hingga pemasaran baik secara offline maupun online melalui media sosial. Produk-produk Eliza kini telah masuk ke toko pusat oleh-oleh dan minimarket di Baturaja, bahkan tersedia secara online.Rumah BUMN Baturaja merupakan wadah berkumpulnya pelaku UMKM untuk belajar bersama dan menciptakan produk kreatif dan berkualitas. Sejak didirikan pada 14 November 2017, Rumah BUMN Baturaja yang dikelola oleh Semen Baturaja, anak usaha SIG, telah memiliki 261 UMKM binaan dari Kabupaten Oku. Mereka mengembangkan usaha kuliner, kriya, fesyen dan kecantikan.
Bantuan perizinan dan sertifikasi halal
Di Rumah BUMN Baturaja, para pelaku UMKM tidak hanya diberikan bantuan pendanaan, tetapi juga bantuan proses perizinan, sertifikasi halal, beragam pelatihan, hingga packaging dan pemasaran produk.Selain itu, Rumah BUMN Baturaja juga memfasilitasi UMKM binaan untuk berpartisipasi dalam ajang pameran berskala nasional hingga internasional, seperti IBD Expo pada 2018, Lampung Fair yang diadakan setiap tahun, hingga ICPF di Kuala Lumpur Malaysia pada 2019.
Corporate Secretary SIG, Vita Mahreyni mengatakan kisah sukses Mulitina Tumini merupakan satu dari ribuan perjalanan SIG dalam mendukung pelaku UMKM.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News