Sejarah Singkat IMIP
Kawasan Indonesia Morowali Industrial Park (IMIP) dibangun pada 2013 yang merupakan hasil kolaborasi Bintang Delapan Grup dari Indonesia dan Tsingshan Steel Group (Tiongkok). Nilai investasi awal pembangunan IMIP diperkirakan mencapai USD 1 miliar. Investasi awal ini digunakan untuk membangun smelter nikel pertama dan infrastruktur dasar seperti pelabuhan, jalan, dan jaringan listrik.
(Pemandangan pelabuhan IMIP yang menjadi salah satu jalur transportasi komoditas industri di Indonesia Morowali Industrial Park. Foto: Medcom.id/ACF)
IMIP dibangun di area seluas 2.000 hektar (akan diperluas hingga 5.000 hektar), dan menjadi pusat hilirisasi industri nikel pertama di Indonesia. Jadi, IMIP tidak hanya mengambil bahan mentah nikel kemudian di ekspor, tapi mengolahnya menjadi berbagai produk nikel yang memiliki nilai jual lebih tinggi.
Tak hanya berfokus pada pengolahan berbagai produk nikel seperti ferrochrome, stainless steel, dll, IMIP juga fokus pada pengolahan industri logam dan energi. Yang terbaru, IMIP tengah fokus mengolah dan mengembangkan bahan baku baterai kendaraan listrik. Gimana, Keren kan?
Kontribusi IMIP untuk Perekonomian Indonesia
Sejak memulai proyek hilirisasi, IMIP sukses mendongkrak perekonomian Indonesia. Menurut data yang didapat Medcom.id, nilai investasi di kawasan industri IMIP dari tahun 2015 hingga 2024 sudah mencapai USD 34,3 miliar. Sementara itu, nilai devisa yang didapat negara dari ekspor mencapai USD15,44 miliar pada tahun 2024 (kurs USD 1 = Rp16.765). Nilai ini diprediksi akan terus meningkat dengan berbagai pengembangan industri yang dilakukan PT IMIP, serta datangnya investor baru.Sektor industri pengolahan yang dilakukan IMIP juga tercatat menjadi salah satu penyumbang terbesar pemasukan negara dari sektor pajak. Merujuk data dari klikpajak.id, penerimaan pajak dari sektor industri pengolahan (manufaktur) per Desember 2024 berkontribusi 25,4% atau sekira Rp411,74 triliun. Sektor ini mencakup industri seperti kelapa sawit, logam, dan pupuk.
Pertumbuhan Ekonomi Lokal dan Tenaga Kerja
Enggak cuma itu. IMIP juga berkontribusi besar dalam pertumbuhan ekonomi lokal, khususnya di kawasan Morowali. Dari data Badan Pusat Statistik (BPS) tahun 2024, Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) per kapita, Kabupaten Morowali tercatat sebagai yang tertinggi, yakni mencapai Rp1 miliar per tahun. Mengungguli Kabupaten Teluk Bintuni (Rp570 juta) dan Halmahera Tengah (Rp520 juta).Penyerapan tenaga kerja Indonesia di kawasan IMIP juga terus menunjukkan peningkatan signifikan. Pada tahun 2020 jumlah pekerja di kawasan IMIP, yakni 35.592 dan terus bertambah menjadi 51.542 pekerja (2021), 64.466 ribu (2022), 74.350 (2023), dan 83.000 orang pada 2024. Terbaru, dalam laporan per tanggal 3 Mei 2025, jumlah pekerja di IMIP mencapai 85.423 orang (93% berasal dari Pulau Sulawesi).

(Suasana di dalam kawasan industri IMIP. Foto: Medcom.id/AFC)
"Ini cepat sekali pertumbuhannya. Saya baru sekitar dua tahun bergabung (dengan IMIP), tapi pertumbuhan pekerja Indonesia sangat luar biasa," kata Director of Communication PT Indonesia Morowali Industrial Park (IMIP), Emilia Bassar dalam paparannya di acara Media Tour bertajuk "Melihat dari Dekat Jantung Hilirisasi Industri Nikel Nasional" di Wisma Tsingshan, kawasan industri IMIP, Minggu (20/7/2025).
Baca juga: Mahasiswa ITB Merapat, Ada Beasiswa IMIP Ini, Cek Yuk |
Komitmen Peningkatan Kualitas Pekerja Lokal
Emilia Bassar tidak memungkiri, kendati jumlah pekerja lokal di IMIP cukup besar namun belum banyak para pekerja lokal yang memiliki kapabilitas untuk menggantikan para pekerja asing -dalam hal ini dari Tiongkok- untuk mengoperasikan alat berat hingga alat dengan teknologi mutakhir. Meski begitu, IMIP terus memberikan pendampingan dan melakukan transfer knowledge sehingga ke depannya, para pekerja lokal bisa mengoperasikan secara langsung alat-alat modern.Sebagai bagian dari komitmen mendukung program hilirisasi nasional dan pembangunan sumber daya manusia unggul, PT IMIP menghadirkan program "Beasiswa Hilirisasi IMIP." Program ini ditujukan bagi putra-putri terbaik bangsa yang memiliki semangat belajar tinggi, khususnya di bidang teknik, industri dan sains terapan. Beasiswanya berupa biaya UKT gratis dan fasilitas asrama gratis untuk mahasiswa semester 1 dan 2.

(Kampus Politeknik Industri Logam Morowali yang jadi mitra IMIP untuk diberikan beasiswa hilirisasi. (Foto: Medcom.id/AFC)
IMIP menggandeng 30 perguruan tinggi dari berbagai wilayah Indonesia sebagai mitra strategis dalam pelaksanaan "Beasiswa Hilirisasi IMIP". Total mahasiswa yang sudah menerima beasiswa hilirisasi per Juni tahun 2025 adalah 1.024 yang tersebar di beberapa perguruan tinggi di Indonesia, termasuk Politeknik Industri Logam Morowali (PILM) yang bekerja sama dengan Kementerian Perindustrian. Dalam 3 tahun ke depan, penerima beasiswa hilirisasi ini ditargetkan bertambah hingga 1.500 mahasiswa.
"Bentuk nyatanya dengan program 4 semester kuliah, 2 semester magang di IMIP. Sejauh ini, hampir 100% lulusan PILM (yang mengikuti program Beasiswa Hilirisasi) bekerja di kawasan (IMIP)," lanjut wanita yang karib disapa Emil ini.
CSR dan Pemberdayaan Masyarakat
Komitmen IMIP dalam pembangunan sumber daya manusia unggul juga diwujudkan dengan program CSR berupa pembangunan sekolah murah untuk para pekerja dan masyarakat Morowali. Enggak kaleng-kaleng sobat, IMIP membangun tiga bangunan sekolah swasta yakni, TK, SD dan SMP IMIP. Selanjutnya, IMIP juga berencana membangun gedung sekolah untuk jenjang SMA. Enaknya, bangunan sekolah-sekolah ini difokuskan di satu area.
(Suasana SMP IMIP yang dibangun PT IMIP sebagai bentuk komitmen untuk meningkatkan pendidikan di wilayah Morowali. Foto: Medcom/ACF)
"Semua (bangunan) dibangun oleh IMIP, lengkap dengan koneksi internet. Untuk biaya sekolahnya, kami hanya menarik 150-200 ribu/semester untuk SD, lalu 250ribu untuk SMP. Untuk masyarakat yang tidak mampu digratiskan," kata Jamilah, koordinator sekolah IMIP.
"Semua guru-guru yang ada di sekolah ini juga merupakan karyawan IMIP, dan mereka juga difasilitasi IMIP untuk mendapatkan sertifikasi guru," lanjutnya.
Selain di bidang pendidikan, IMIP juga memiliki kontribusi besar dalam bidang kesehatan. Wujud konkretnya adalah pembangunan dua rumah sakit gratis yang tidak hanya bisa diakses oleh para pekerja, tapi juga warga sekitar.

(Rumah Literasi Sidaya yang dibangun IMIP sebagai komitmen untuk meningkatkan sumber daya manusia di Morowali. Foto: Medcom.id/AFC)
Upaya lain IMIP dalam meningkatkan sumber daya manusia di kawasan Morowali adalah dengan membangun Rumah Literasi Sidaya (Sinergi Berdaya) di atas tanah seluas 3,9 hektar yang bisa digunakan masyarakat untuk berbagai kegiatan positif (pelatihan,workshop, diskusi hingga pertunjukan seni) secara gratis. Satu lagi yang keren adalah, semua area yang dibangun oleh IMIP sudah difasilitasi jaringan internet yang bisa diakses secara gratis.
IMIP juga berkontribusi di bidang pertanian dengan memberikan permodalan berupa alat/mesin tani dan pupuk sejak 2021. Hingga 2025, IMIP sudah memiliki 6 kelompok tani yang tersebar di berbagai kawasan di Morowali. Komoditas yang digarap kelompok tani ini beragam.
"Dari mulai mentimun, sawi, cabe, hingga tomat. Dan hasil panen ini sekitar 50 persennya diserap oleh IMIP (untuk kebutuhan catering makan pekerja), sementara sisanya kita jual ke pasar," ujar Karno salah satu anggota kelompok tani binaan IMIP.
"Tak hanya sayur mayur, saat ini kami juga tengah membudidayakan ikan nila," lanjutnya.

(Lahan tani yang warga yang mendapatkan pendampingan alat dan pupuk dari IMIP. Foto: Medcom.id/ACF)
Tantangan IMIP
Di luar berbagai kontribusinya untuk meningkatkan perekonomian dan kualitas hidup masyarakat, IMIP juga memiliki sejumlah tantangan yang harus dihadapi demi mewujudkan misi membangun kawasan industri yang terintegrasi, nyaman, kompetitif dan berwawasan lingkungan. Beberapa hal utama yang jadi tantangan IMIP antara lain;- Isu lingkungan (kualitas Udara dan debu) dan kepatuhan Amdal (terkait pembukaan lahan baru)
- Keselamatan dan Kesehatan Kerja (kebakaran smelter pada 2023)
- Pengelolaan limbah industri
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News