Senior Vice President Integrated Suply Chain (ISC), Daniel Purba mengatakan saat ini memang Indonesia masih mengimpor RON 88 dalam jumlah yang besar yakni enam sampai tujuh juta barel. Namun, dengan beroperasinya Terminal Bahan Bakar Minyak (TBBM) Tanjung Uban, akan mengurangi impor tersebut sebanyak satu juta barel per bulan.
"Paling tidak satu juta barel per bulan. RON 88 itu enam sampai tujuh juta barel. Tahun depan akan turun," kata Daniel usai konferensi pers di Kantor Pusat Pertamina, Jalan Medan Merdeka Timur, Jakarta, Senin (4/4/2016).
Daniel menjelaskan, TBBM Tanjung Uban yang memiliki kapasitas 200 ribu Kiloliter (KL) tersebut akan mengolah nafta dengan gasoline 95 atau 92. Setelah pengolahan tersebut akan menghasilkan produk RON 88. Produk ini lah yang akan membantu memenuhi kebutuhan RON 88 dalam negeri sehingga mengurangi impor.
"Blending Nafta sama Gasoline 95 atau 92 supaya dapat RON 88," jelas dia.
Sekadar informasi, Pertamina merencanakan TBBM Tanjung Uban akan selesai pada Juni 2016. Proyek penambahan tangki timbun di TBBM tersebut untuk kapasitas 200.000 kiloliter. TBBM Tanjung Uban dilengkapi fasilitas pencampuran migas yang dapat meningkatkan fleksibilitas pembelian impor produk premium atau HOMC dan Nafta.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News