Direktur Utama Pertamina Elia Massa Manik mengungkapkan, meskipun tidak mudah, setidaknya dalam setengah tahun perjalanan menerapkan BBM satu harga di seluruh Indonesia, perseroan sudah mampu memetakan kendala-kendala yang dihadapi.
"Jadi dia awal agak sedikit lebih lambat tapi kedepannya akan lebih cepat," kata Massa kepada Metrotvnews.com, Kamis 17 Agustus 2017.
Massa menyebutkan sampai dengan Juli 2017, BBM satu harga sudah terdapat di 22 titik. Sampai Agustus 2017 program ini akan dikebut sehingga terdapat tambahan lima sampai enam titik dan sampai dengan akhir tahun mencapai 54 titik.
"Kita berharap tahun ini kita bisa selesaikan 54 titik. tahun depan rencananya kira-kira 50-60 titik," ucap dia.
Mantan Direktur Utama PT Perkebunan Nusantara III (holding) ini juga menuturkan kendala terbesar dalam penyaluran BBM adalah moda transportasi. Beberapa daerah memiliki karakteristik pelayanan yang berbeda-beda tidak hanya dari laut dan darat, tetapi ada juga harus pakai udara. Ini menurutnya satu tantangan tersendiri.
"Tapi kita nanti mencari cara bagaimna mengakselerasai. Sehingga kalau kita di first quarter 2019 itu bisa 150 titik kita yang sudah ditargetkan ESDM dan BPH Migas bisa diselesaikan," jelas dia.
Minta Kompensasi
Selain itu, lanjut Massa, dalam menjalankan program BBM perseroan juga meminta kompensasi. Hal itu karena penerapan BBM satu harga tidak murah.
"Kita tahu capital untuk BBM satu harga ini cukup mahal. Kami hand in hand, bagaimana kompensasinya. Sementara Pertamina jalan dulu," ujar dia.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id