Ismayatun berpandangan, angka yang diajukan pemerintah terkait cost recovery sebesar USD14 miliar seperti menandakan jika pemerintah tak memliki extra effort untuk mengejar penerimaan negara.
Pasalnya, jika cost recovery masih besar, maka penerimaan negara berkurang. Padahal, pemerintah membutuhkan biaya yang besar untuk mendanai program kerja yang sangat ambisius.
"Untuk cost recovery ini terlihat enggak ada extra effort, kami berpandangan acuan terakhir sebesar USD14 miliar dikurangi lagi. Kami memperkirakan sekitar USD12,5 miliar," kata Ismayatun, dalam Rapat Kerja Panja A, di Komplek Parlemen, Senayan, Jakarta Selatan, Selasa (3/2/2015).
Selain itu, dirinya optimistis dalam empat hingga lima bulan ke depan harga minyak dunia akan bisa kembali melaju ke angka USD70-USD75 per barel.
Sekadar informasi, cost recovery adalah biaya operasi dalam rangka kegiatan operasi perminyakan yang meliputi kegiatan eksplorasi, pengembangan, dan eksplorasi minyak dan gas bumi yang dapat dikembalikan dalam rangka kontrak kerja sama.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id