"Jika tidak berfungsi seperti di atas, dibuka kemungkinan untuk ditutup," ucap Sudirman saat konferensi pers di kantor Presiden, kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta, Rabu (19/11/2014)
Untuk itu, Kementerian ESDM bersama Kementerian BUMN segera melakukan review secara menyeluruh terhadap PT Petral. Langkah ini guna memberantas mafia migas yang disinyalir berkoloni di perusahaan Pertamina yang berbasis di Singapura tersebut.
"Masa kerja tim enam bulan. Kami belum tahu seberapa kompleks isunya. Barangkali pekan depan akan ke Singapura dan terima laporan awal. Setelah itu baru ditetapkan langkah berikutnya," tutur Sudirman
Kebijakan tersebut dijelaskan Sudirman sebagai langkah reformasi tata kelola migas dari Kementerian ESDM dan Kementerian BUMN untuk mengembalikan kepercayaan masyarakat. "Tugas berat di ESDM adalah membangun kembali kepercayaan masyarakat," pungkasnya.
Sekedar informasi, Petral yang bermarkas di Singapura adalah perusahaan pelaksana transaksi impor minyak Indonesia. Petral, awalnya bernama Petra Grup yang dibentuk pada 1969, salah satunya dibentuk untuk menyeragamkan harga minyak impor sehingga berdampak pada pengadaan BBM secara efisien. Namun belakangan muncul tuduhan bahwa perusahan ini menjadi sarang mafia yang mengendalikan impor minyak untuk Indonesia. Wacana untuk pembubaran Petral pun merebak.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News