Meski baru bejalan dua bulan, Arcandra menyebutkan, total komitmen investasi sektor energi tahun ini sebesar USD51 miliar. Investasi tersebut terdiri dari investasi di sektor migas, listrik, dan energi baru terbarukan. Untuk memastikan rencana investas itu tetap berjalan sesuai target, ia langsung memastikan kepada para pelaku usaha.
"Hari ini kita panggil tiga sektor, EBTKE, kelistrikan sama oil and gas (minyak dan gas bumi)," kata Arcandra di Kantor Kementerian ESDM, Jalan Medan Merdeka Selatan, Jakarta, Selasa 27 Februari 2018.
Arcandra mengatakan, Kementerian ESDM akan membuat agenda ini menjadi rutin dilakukan per dua bulan sehingga pemerintah mengetahui setiap kemajuan proyek-proyek investasi tersebut.
"Bulan-bulan selanjutnya akan kita panggil lagi dia komit berapa, tadi misalnya ExxonMobil komit berapa, Pertamina komit berapa. masing-masing ditanyain, satu persatu ditanyakan komit mereka. dari komitmen itu saya lihat progresnya (perkembangannya) seperti apa. 2-3 bulan lagi saya panggil sesuai nggak komitmen dengan apa yang realisasinya," jelas dia.
Menurutnya, pengawasan seperti ini perlu dilakukan karena Produk Domestik Bruto atau Gross Domestic Product (GDP) nasional tahun ini 5 persennya berasal dari sektor energi.
Sejauh ini, lanjut Arcandra, komitmen terbesar disumbang dari perusahaan migas asal Inggris, British Petroleum (BP). Mereka berkomitmen USD2 miliar. Selain BP, Chevron dan Pertamina juga memiliki komitmen investasi besar. Adapun nilai investasi sektor migas berdasarkan data Kementerian ESDM sebesar USD17,04 miliar.
"Yang saya ingat tadi BP itu di atas USD2 miliar komitmen tahun ini. Chevron juga tadi dia koreksi angkanya, Pertamina juga cukup besar," imbuh dia.
Sedangkan untuk listrik, Arcandra menambahkan total komitmen investasi sebesar USD24,88 miliar. Komitemn investasi kelistrikan merupakan terbesar dari sektor energi lainnya seperti EBT dan Migas. "Paling besar itu sektor kelistrikan. USD24,88 miliar," pungkas dia.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News