"Jadi rantai bisnis yang ada bisa dipersingkat. Diharapkan bisa memberikan nilai efisiensi bagi Pertamina," ucap Vice President ISC Pertamina, Daniel Syahputra Purba, saat konferensi pers strategi pengadaan minyak mentah dan BBM oleh Integrated Supply Chain PT Pertamina (Persero), di Kantor Pusat Pertamina, Jalan Medan Merdeka Timur Nomor 1A, Jakarta Pusat, Selasa (17/2/2015).
Lebih lanjut, ungkap dia, dengan melakukan revitalisasi tersebut, perusahaan minyak negara ini dapat mempersingkat proses ekspor impor. Bahkan dengan hal itu, Pertamina mampu meningkatkan nilai tambah pendapatan perusahaan.
"Lalu peningkatan fleksibilitas dan utilisasi armada Pertamina. Itu kita berusaha memaksimalkan aset yang dimiliki oleh Pertamina. Untuk memanfaatkan armada transportasi atau tanker kegiatan impor dan ekspor, kita sudah laksanakan dengan kapal LPG," papar dia.
Daniel menambahkan, dari operasi kilang minyak yang dilakukan Pertamina hingga 2014, perusahaan minyak milik negara ini telah mendapat total pasokan minyak mentah sebanyak 853 ribu barel per hari (bph). Sebanyak 61 persen atau 520 ribu bph diperoleh dari domestik, 39 persen sisanya atau sebanyak 333 ribu bph berasal dari impor.
"Sedangkan untuk RKAP (Rancangan Kerja Anggaran Perusahaan) 2015 sama, lebih banyak sedikit domestik sebesar 64 persen (555 ribu bph). Sedangkan impor sebesar 36 persen atau sebanyak 306 ribu bph," pungkas Daniel.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News