Aksi teatrikal menuntut KPK memberantas mafia migas. Antara/Yudhi Mahatma
Aksi teatrikal menuntut KPK memberantas mafia migas. Antara/Yudhi Mahatma

Petral Dibentuk untuk Basmi Mafia Migas, Tapi Ternyata Malah Sebaliknya

Annisa ayu artanti • 24 April 2015 13:38
medcom.id, Jakarta: Staf Khusus Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Said Didu mengatakan, Pertamina Energy Trading Limited (Petral) dibentuk karena praktek korupsi di PT Pertamina (Persero) sangat tinggi. Namun, sangat disayangkan, para mafia migas malah pindah ke Petral.
 
"Alasan Petral didirikan adalah saat (alm) Pak (mantan Presiden) Soeharto melihat korupsi di Pertamina terlalu tinggi, maka dibuatlah perusahaan untuk melakukan pembelian dan penjualan minyak, tapi ternyata mafianya pindah kesana mengikuti ke Singapura," kata Said dalam konferensi pers di Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral, Jalan Medan Merdeka Selatan, Jakarta, Jumat (24/4/2015).
 
Said mengungkapkan, pihaknya tidak mengetahui secara riil pasar minyak terbesar dunia itu berada di Singapura. Menurutnya, yang dibutuhkan Indonesia dalam hal ini Pertamina adalah perusahaan trader minyak yang berada di Indonesia, sehingga transparansi bisa dilakukan melalui audit investigasi Badan Pemeriksa Keuangan (BPK).

"Mungkin saya tidak tahu secara riil pasar minyak besar di dunia itu di Singapura. Kenapa Petral harus di Singapura? Saya dari dulu mengharapkan kita tidak anti Petral. Tapi kita berharap siapapun yang akan pasok ke Pertamina harus bisa audit investigasi oleh BPK. Tapi kalau badan hukumnya di luar negeri maka tidak mungkin BPK mengaudit sampai keluar negeri," cetus dia.
 
Intinya, dia mengatakan, perusahaan sebear Pertamina butuh perusahaan yang benar-benar trader. Dia pun sudah mendengar mengenai Pertamina Energy Service (PES) yang direncanakan Pertamina akan menggantikan posisi Petral, dia menghimbau PES harus berfungsi sebagai trader dunia tapi letaknya ada di Indonesia.
 
"Kalau PES mau dibuat, harus punya fungsi trader minyak dunia. Siapapun pengganti Petral nanti harus bisa diaudit investigasi," pungkasnya.
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(WID)


TERKAIT

BERITA LAINNYA

social
FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan