Direktur Utama Pertamina Nicke Widyawati. FOTO: Medcom.id/Husen Miftahudin.
Direktur Utama Pertamina Nicke Widyawati. FOTO: Medcom.id/Husen Miftahudin.

Pertamina Lirik Mitra Baru Kembangkan Kilang Hijau

Suci Sedya Utami • 09 Oktober 2019 18:11
Jakarta: PT Pertamina (Persero) tidak menutup kemungkinan untuk memperluas mitra dalam mengembangkan green refinery atau kilang hijau. Sejauh ini rencana kerja sama baru dilakukan dengan perusahaan asal Italia, ENI.
 
Direktur Utama Pertamina Nicke Widyawati mengatakan penambahan mitra akan dilihat dari sisi kapasitas teknologi yang dimiliki. Dia menuturkan jika ada mitra yang menawarkan teknologi yang lebih menjanjikan, maka Pertamina siap untuk menjalin kerja sama.
 
"Kalau ada teknologi lain ya kita (kerja sama), karena kita kan bikinnya bukan hanya satu (kilang). Kita terbuka," kata Nicke ditemui di JCC, Senayan, Jakarta, Rabu, 9 Oktober 2019.

Saat ini kilang yang telah diniatkan untuk dikerjasamakan dengan ENI berada di barat Indonesia. Kilang tersebut di antaranya Kilang Dumai di Riau dan Kilang Plaju di Palembang. Namun ke depannya pengembangan kilang hijau dimungkinkan di Indonesia bagian lainnya.
 
"Sementara masih sama (ENI) karena sedang finalisasi tahap desain. Nanti harus ada di Indonesia bagian barat, Indonesia bagian tengah, Indonesia bagian timur," tutur dia.
 
Secara terpisah Direktur Perencanaan Investasi Manajemen Risiko Pertamina Heru Setiawan mengatakan memang ada wacana untuk mencari mitra selain ENI di Kilang Plaju. Meskipun sejauh ini ENI masih menjadi mitra di kilang tersebut.
 
"Belum-belum ganti. Cari partner untuk Plaju," singkat Heru.
 
Sebelumnya Wakil Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Arcandra Tahar mengatakan tahapan pembangunan fisik belum dilakukan selama pembahasan administratif antara kedua belah pihak masih berlangsung.
 
Pemilihan ENI dalam head of joint venture agreement pengembangan green refinery didasari pada pengalaman ENI menghasilkan hydrotreated vegetable oil (HVO) yang bisa digunakan sebagai campuran bahan bakar diesel sejak 2014.
 
Adapun pembahasan teknologi yang dimaksud meliputi sertifikasi palm oil. Menurut Arcandra, minyak sawit mentah alias crude palm oil (CPO) yang akan diolah di Kilang Hijau diharuskan memperoleh sertifikat international sustainability and carbon certification (ISCC).
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(AHL)


TERKAIT

BERITA LAINNYA

social
FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan