Pengendara motor membeli pertalite. Foto: Ant/Yudhi Mahatma.
Pengendara motor membeli pertalite. Foto: Ant/Yudhi Mahatma.

Perilaku Konsumsi Bergeser ke BBM Berkualitas Tinggi

Annisa ayu artanti • 15 September 2016 17:45
medcom.id, Jakarta: Permintaan konsumen terhadap bahan bakar minyak (BBM) berkualitas tinggi terus meningkat. Itu tercermin dari penjualan pertalite dengan kadar oktan (research octane number/RON) 90 dan pertamax dengan RON 92 terus naik. 
 
Pada saat yang sama terjadi penurunan konsumsi BBM jenis premium dengan RON 88 di stasiun pengisian bahan bakar umum (SPBU). Dengan selisih harga yang tipis konsumen memilih BBM dengan kualitasnya lebih baik. Untuk sepeda motor misalnya, banyak konsumen yang memilih pertamax. 
 
“Konsumen kita mungkin sudah mulai sadar bahwa premium itu kadar oktannya paling rendah dengan kualitas yang buruk. Di dunia, (RON 88) sudah tidak ada,” ujar Ketua Pengurus Harian Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia (YLKI) Tulus Abadi. Perilaku semacam ini mulai terlihat di kota-kota besar.

Harga premium, pertalite dan pertamax saat ini beda tipis. Premium dibanderol Rp6.450 per liter di Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang dan Bekasi, pertalite dihargai Rp6.900 per liter dan pertamax Rp7.350 per liter.  
 
Pengamat ekonomi energi dari Universitas Indonesia Berly Martawardaya mengatakan, peningkatan konsumsi BBM nonpremium menandakan kondisi ekonomi yang membaik. “Pengguna kendaraan bermotor sudah bisa membeli BBM yang berkualitas walau sedikit lebih mahal,” kata Berly.  
 
PT Pertamina (Persero) mencatat konsumsi BBM jenis pertalite dan pertamax series meningkatkan signifikan tiga bulan terakhir. Di sisi lain penggunaan premium turun dan tinggal 40% dari konsumsi gasoline secara nasional.
 
“Total premium di pasar gasoline nasional yang tadinya 79% di pertengahan tahun lalu sekarang sudah turun jauh tinggal sekitar 40%,” kata Vice President Corporate Communication Pertamina Wianda Pusponegoro.
 
Menurut Wianda, peningkatan penjualan pertamax maupun pertalite terjadi saat libur panjang, seperti di Idul Fitri. Saat itu permintaan pertamax dan pertalite masing-masing naik empat dan tiga kali lipat. Pada libur Idul Adha lalu penjualan pertamax juga naik sekitar 11%. 
 
“Ini menunjukkan tidak ada  upaya Pertamina untuk mendikte konsumen dalam pemilihan jenis BBM yang digunakan. Konsumen sudah lebih paham BBM sesuai dengan spesifikasi kendaraannya masing–masing,” ungkap dia.
 
Data penyaluran BBM pada periode Agustus 2016 yang dirilis Pertamina menunjukkan pertalite saat ini mengambil porsi 20,5% dari total konsumsi BBM dengan capaian sebesar 20 ribu kiloliter (kl) per hari atau naik 462% dari konsumsi Januari 2016 sebanyak 4.500 kl.
 
Kenaikan konsumsi juga dialami pertamax, mencapai 15,8% dengan penyerapan 15 ribu kl per hari atau naik 226% dari konsumsi pada Januari 2016 (5.000 kl). Sedangkan penyaluran premium turun 13%, dari 70 ribu kl perhari awal 2016 menjadi 56 ribu kl atau 63,4% dari total konsumsi BBM.
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(DOR)


TERKAIT

BERITA LAINNYA

social
FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan