Wakil Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Arcandra Tahar mengaku biaya pengembangan yang diajukan dalam PoD dalam jangka waktu 1x24 jam berubah sebanyak tiga kali.
"Angka Chevron dalam 24 jam angkanya berubah subah," kata Arcandra di Kantor Kementerian ESDM, Jakarta, Kamis, 28 Juni 2018.
Angka ini yang diajukan ini, kata Arcandra, akan diperjuangkan pemerintah supaya lebih masuk akal. Seperti diketahui, proyek IDD masih menerapkan sistem kontrak cost recovery. Jika angka yang diajukan perusahaan asal Amerika Serikat itu dibuat main-main maka cost recovery dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) akan jebol.
"Pemerintah akan berjuang mencari angka benar dan masuk akal karena ini menggunakan cost recovery. Kalau kita ga kuat cost recovery kita jebol," ujar dia.
Besok, Jumat 29 Juni Chevron diminta mengajukan PoD lagi dengan angka yang lebih masuk akal.
Seperti diketahui, Proyek IDD untuk Lapangan Gendalo-Gehem sudah mendapat persetujuan PoD sejak 2008 oleh BP Migas. Namun, pada 2013 biaya pengembangan proyek itu membengkak dari sekitar USD6,9 miliar menjadi sekitar USD12 miliar. Penyebab peningkatan biaya saat itu karena kondisi harga minyak dunia.
Rencananya, lapangan Gendalo bisa berproduksi pada kuartal IV-2022. Adapun kapasitas produksi gas diproyeksikan mencapai 700 MMSCFD dan kondensat 20 ribu barel per hari (bph). Sedangkan, lapangan Gehem ditargetkan akan mulai produksi pada kuartal II-2023. Kapasitas saat itu ditargetkan sebesar 420 mmscfd untuk gas dan 27 ribu bph kondensat.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News