Langkah akuisisi sebuah perusahaan itu setidaknya sudah terdapat dalam nota kesepahaman yang ditandatangani Direktur Utama PT Pertamina Dwi Soetjipto dan Direktur Utama PT Pupuk Indonesia Arifin Tasrif.
Salah satu lingkup dalam nota kesepahaman tersebut adalah pengembangan kapabilitas dibidang EPC (engineering procurement, construction) dan O&M (operation & maintenance) yang dapat dilakukan melalui optimalisasi aset dan atau akuisisi portofolio saham di antara kedua belah pihak.
"Iya (akuisisi Rekind). Sekitar 60 persen," ucap Dwi, usai penandatangan nota kesepahaman, di Kantor Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN), Jalan Medan Merdeka Selatan, Jakarta, Rabu (1/7/2015).
Dwi menjelaskan, setelah MoU ini akan dilakukan evaluasi antara kedua belah pihak. Hal ini dilakukan supaya dapat memaksimalkan kemampuan engineering dalam negeri dan mendorong kemandirian bangsa melalui sumber daya dan komponen lokal. Pasalnya, sejauh ini Indonesia masih mengandalkan impor untuk memenuhi pasokan bahan baku pengembangan pabrik petrokimia.
"Kita harap demikian kalau selesai evaluasinya akan kita lakukan tahun ini. Untuk bangun kedaulatan energi. Kalau kita selalu impor bagaimana kita bisa mandiri," jelas dia.
Selain itu, Dwi mengatakan, alasan memilih Rekind untuk diakuisisi karena memiliki pengalaman di bidang engineering petrokimia. Kemudian, Pertamina juga memiliki investasi yang cukup besar. Jika keduanya bisa bekerja sama paling tidak 10 persen dari total investasi bisa terserap pada perusahaan dalam negeri.
"Pertamina punya kegiatan investasi cukup besar. Jika kita bisa bekerja sama untuk ini, paling tidak 10 persen dari investasi Rp7 triliun bisa ditangkap dari perusahaan dalam negeri," pungkas dia.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id