Ilustrasi. Foto : AFP.
Ilustrasi. Foto : AFP.

Pertamina Hemat Biaya Pengeboran 50% di Blok Mahakam

Suci Sedya Utami • 24 September 2019 20:44
Jakarta: PT Pertamina (Persero) melalui anak usahanya Pertamina Hulu Mahakam atau PHM menyatakan bisa menekan biaya pengeboran di Blok Mahakam hingga 50 persen dari penerapan metode baru pada sumur yang siap memproduksi minyak dan gas tanpa menggunakan rig (rigless).
 
General Manager PHM John Anis menjelaskan metode baru yang diterapkan para insinyur PHM yakni dengan merakit alat khusus bernama Hydraulie Workover Unit (HWU). Penggunaan unit baru ini diklaim jauh lebih efisien ketimbang melakukan proses komplesi yang biasanya menggunakan rig.
 
"Kami sangat serius mengupayakan cost effectiveness dalam operasi kami melalui pengembangan berbagai inovasi disamping terus berupaya melasan tren penurunan produksi secara alamiah di wilayah kerja Mahakam, dan yang paling utama kami tidak boleh sedikitpun mengorbankan aspek keselamatan," kata John dalam keterangan resminya, Selasa, 24 September 2019.

Dari hasil uji coba yang telah dilakukan metode rigless bisa menurunkan biaya pengeboran mencapai 40 persen untuk pengeboran rawa (swamp) serta 50 persen efisiensi untuk pengeboran area lepas pantai (offshore).
 
John menjelaskan biaya pengeboran swamp rata-rata mencapai USD4 juta. Sementara untuk offshore biasanya menghabiskan dana kisaran USD8 juta-USD10 juta. Sehingga metode baru ini kata John membuat penggunaan rig di Blok Mahakam bisa berkurang.
 
"Jadi rig yang digunakan berkurang, tapi produksinya tidak. Jadi ini memang menciptakan efisiensi biaya," ujar John.
 
HWU telah di ujicoba di sumur produksi TN-AA371 yang berpotensi mengalami masalah kepasiran di Lapangan Tunu. PHM mampu menghemat biaya pemasangan teknologi komplesi sumur dengan filter kepasiran yaitu Multi Zone Single Trip - Grabel Pack (MZST-GP) atau setara dengan USD340 ribu atau lebih murah dibandingkan dengam biaya penggunaan rig konvensional operasi yang sama.
 
Teknologi MZST-GP ini telah digunakan di 170 sumur lapangan Tunu atau 10 persen dari seluruh jumlah sumur area tersebut. Selama ini pemasangan MZST-GP selalu menggunakan rig. Pada tahun ini ada lima rig yang dioperasikan di Blok Mahakam, dengan menggunakan HWU diharapkan penggunaan rig pada tahun depan akan dikurangi tanpa harus mengorbankan produksi.
 
Penggunaan HWU telah diinisiasi sejak November 2018 dan diintensifkan pada awal 2019. John bilang aplikasi HWU merupakan yang pertama kali digunakan di blok Mahakam ataupun Indonesia.
 
"Keberhasilan ini merupakan tonggak sejarah, mengingat sistem MZST-GP ini tergolong teknolohi komplesi yang sangat kompleks dan instalasinya melibatkan banyak pihak. Dan kami menemukam metode untuk mengurangi pemakaian rig sehingga signifikan memangkas biaya sumur," jelas John.
 
PHM tidak sendiri dalam mengembangkan HWU, ada beberapa mitra kerja sama di antaranya PT Elnusa Tbk sebagai pemilik anjungan HWU, PT Pelayaran Roylea Marine Line sebagai pemilik baege Sea Heaven, PT Dowell Anadril Schlumberger sebagai pemilik barge Naga Biru yang mendukung pemompaan.
 
Nantinya PHM juga berniat untuk memperluas variasi kegiatan operasi pengerjaan sumur tanpa rig seperti rigless workover yang sedang dilakukan di lapangan Tunu, Tambora dan Handil serta lapangam Offshore lainnya. Lalu offline well sidetrack preparation yang akan dilaksanakan dalam waktu dekat. Rigless completion serta rigless drilling.

 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(SAW)


TERKAIT

BERITA LAINNYA

social
FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan