Ilustrasi -- FOTO: Antara/Rekotomo
Ilustrasi -- FOTO: Antara/Rekotomo

Ini Dia Perhitungan Harga BBM yang Pas

Husen Miftahudin • 30 Desember 2014 10:12
medcom.id, Jakarta: Polemik kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM) sedang ramai menjadi perbincangan. Pasalnya, harga minyak dunia saat ini mengalami penurunan, namun harga BBM dalam negeri malah terjadi kenaikan.
 
Sebenarnya, berapa subsidi yang diberikan pemerintah pada saat harga minyak dunia anjlok seperti sekarang ini?
 
Menjawab pertanyaan tersebut, Ketua Tim Reformasi Tata Kelola Migas Faisal Basri menjelaskan, dalam menetapkan harga BBM, mengacu rumus lama dan merujuk harga minyak dunia pada 19 Desember 2014 sebesar USD65 per barel. Serta memakai asumsi kurs Rp12.000 per USD, maka harga pokok RON92 atau BBM jenis Pertamax sebesar Rp5.945 per liter.

Sedangkan asumsi kurs sama dan Middle Oil Plats Singapore (MOPS) atau patokan pemerintah menentukan harga BBM naik menjadi USD70 per barel, maka harga pokok RON92 sebesar Rp5.879 per liter. Sementara itu, jika asumsi kurs dinaikkan menjadi Rp12.500 per USD, maka harga pokok RON 92 menjadi Rp5.703 per liter. Jika MOPS seharga USD65 per barel, dan harga RON92 menjadi Rp6.103 per liter.
 
Faisal menjelaskan, jika dihitung dari harga eceran (di luar pajak) dikurangi harga pokok, maka pemerintah memberikan subsidi sebesar (minus) Rp1.896 per liter. Hal itu terjadi ketika harga MOPS USD65 per barel dan kurs Rp12.000 per USD. Kemudian, perhitungan lain, pemerintah memberikan subsidi sebesar (minus) Rp1.512 per liter, ketika harga MOPS USD70 per barel dan kurs Rp12.000 per USD.
 
Pemerintah memberikan subsidi sebesar (minus) Rp1.688 per liter, ketika harga MOPS USD65 per barel dan kurs Rp12.500 per USD. Pemerintah memberikan subsidi sebesar (minus) Rp1.288 per liter, ketika harga MOPS sebesar USD70 per barel dan kurs Rp12.500 per USD.
 
"Itu kalau menggunakan rumus lama. Kalau menggunakan rumus yang sudah disederhanakan yakni RON92 plus margin, maka perhitungan harga pokoknya RON92 untuk kurs Rp12.000 per USD dan MOPS USD65 menjadi Rp5.573 per liter," ucap Faisal saat ditemui di Kantor Reformasi Tata Kelola Migas, Jalan Plaju Nomor 19, Jakarta Pusat, Senin 29 Desember 2014 malam.
 
Sementara itu, dengan kurs sama dan MOPS sebesar USD70, maka harga pokok RON92 menjadi Rp5.962 per liter. Jika asumsi kurs Rp12.500 per USD dan harga MOPS USD65, maka harga pokok RON92 sebesar Rp5.784 per liter. Apabila harga MOPS sebesar USD70, maka harga pokok RON92 menjadi Rp6.190 per liter.
 
Faisal melanjutkan, dengan menggunakan rumus baru maka penghitungan subsidi tersebut adalah: asumsi kurs Rp12.000 per USD, maka pada saat MOPS sebesar USD65 per barel, pemerintah memberikan subsidi (minus) Rp1.818 per liter. Pada saat MOPS USD70, maka pemerintah memberikan subsidi (minus) Rp1.429 per liter.
 
Sedangkan asumsi kurs Rp12.500 per USD, maka pada saat MOPS USD65 per barel, pemerintah memberikan subsidi (minus) Rp1.607 per liter. Serta pada saat MOPS sebesar USD70 per barel, maka pemerintah memberikan subsidi (minus) Rp1.201 per liter.
 
"Mengacu rumus baru yang direkomendasikan tim dan dengan asumsi kurs Rp12.000 per USD, maka subsidi sama dengan nol manakala harga MOPS sebesar USD86,1 per barel. Dan dengan asumsi kurs Rp12.500 per USD, maka subsidi sama dengan nol ketika harga MOPS sebesar USD89,69 per barel," pungkas Faisal.
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(AHL)


TERKAIT

BERITA LAINNYA

social
FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan