PLTP. Foto: PGE
PLTP. Foto: PGE

Panas Bumi Jadi Bintang Energi Masa Depan, Potensi Indonesia Ditaksir 40% dari Dunia!

Annisa ayu artanti • 10 Mei 2025 17:38
Jakarta: Di tengah kondisi ekonomi global yang tak menentu, energi baru dan terbarukan (EBT) tetap menunjukkan daya tahannya. 
 
Salah satu sektor EBT yang kian bersinar adalah energi panas bumi. Potensinya di Indonesia bukan kaleng-kaleng: mencapai 24 gigawatt (GW) atau sekitar 40 persen dari cadangan panas bumi dunia.
 
Tak heran, sektor ini mulai dilirik investor dalam dan luar negeri. Bukan cuma karena potensi alamnya, tapi juga karena komitmen serius pemerintah dalam mendorong transisi energi bersih.

Kinerja PGE jadi barometer cerahnya bisnis panas bumi

Wakil Ketua Komite Tetap Perencanaan Pengembangan Energi Baru Terbarukan KADIN Indonesia, Feiral Rizky Batubara, menyoroti kinerja positif PT Pertamina Geothermal Energy Tbk (PGEO) sebagai bukti sektor ini tengah naik daun.

“Performa bisnis (PGE) yang solid itu bagus juga bagi pengembangan EBT, khususnya panas bumi, di Indonesia,” kata Feiral dalam keterangan tertulis, Sabtu, 10 Mei 2025.
 
PGE sendiri mencetak pendapatan USD101,51 juta di kuartal I-2025, dengan kas operasi naik 12,04 persen secara tahunan dan aset perusahaan mencapai USD3,03 miliar. 
 
Angka-angka ini menunjukkan fundamental perusahaan yang kuat dan iklim bisnis yang makin sehat.
 
Baca juga: Flores Mau Disulap Jadi Pulau Panas Bumi! Cuma Energi Ini yang Tepat Gantikan Diesel

Komitmen pemerintah jadi kunci optimisme investor

Menurut Feiral, investor mulai percaya karena melihat keseriusan pemerintah dalam mendukung energi bersih. 
 
Bahkan, PLN dan Kementerian ESDM kini tengah menyiapkan jaringan khusus untuk mengakomodasi energi terbarukan, termasuk panas bumi.
 
"Pemerintah sudah berkomitmen bahwa EBT itu tidak bisa mundur lagi, dan komitmen untuk keberlanjutan negara kita bukan paksaan dari asing," jelasnya.
 
Komitmen ini memberi kepastian hukum dan arah yang dibutuhkan investor, sesuatu yang sangat penting di tengah ketidakpastian global.
 
Satu hal yang membuat panas bumi lebih menarik dibanding tenaga angin dan matahari adalah sifatnya yang stabil alias bisa dijadikan baseload. Artinya, pasokan listrik dari panas bumi tidak tergantung cuaca, sehingga bisa diandalkan 24 jam.
 
Feiral menegaskan bahwa transisi energi perlu dukungan dari sumber energi yang bisa diandalkan, dan panas bumi menjawab kebutuhan itu.
 
“Sumber daya panas bumi itu stabil, kapasitas faktornya bisa mencapai 90 persen, efisien, dan ramah lingkungan,” katanya.
 
Namun, tantangannya juga ada, seperti akses lokasi yang berada di pegunungan serta urusan perizinan yang kadang rumit. Di sinilah peran pemerintah kembali penting: mempercepat proses dan membuka akses.
 
Melalui Permen ESDM No. 10 Tahun 2025, pemerintah telah menetapkan target ambisius yakni PLTP (Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi) menyumbang 5,1 persen dari bauran energi nasional pada 2060, atau setara 22,7 GW.
 
Saat ini, kapasitas terpasang baru sekitar 2,6 GW, di mana PGE menyumbang 1,887 GW, termasuk 672 MW yang dikelola mandiri. Masih ada ruang besar untuk bertumbuh.
 
PGE smenargetkan kapasitas mandiri naik menjadi 1 GW dalam 2 sampai 3 tahun ke depan, termasuk dari proyek-proyek seperti:
 
- Lumut Balai Unit 2 (55 MW)
- Hululais Unit 1 & 2 (110 MW)
- Co-generation projects (target total 230 MW)
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(ANN)


TERKAIT

BERITA LAINNYA

social
FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan