"Investigasi internal masih berlangsung, kita belum dapat update informasinya," kata Komandan Insiden Pertamina Taufik Adityawarman di Kantor Pusat Pertamina, Jakarta, Jumat, 20 September 2019.
Taufik menjelaskan saat ini Pertamina Hulu Energi Offshore North West Java (PHE ONWJ) tengah melakukan penutupan terhadap sumur minyak yang berada di sekitar tujuh mil dari bibir pantai Cilamaya, Pesisir utara Karawang tersebut.
"Sebelum akhir September kita intercept," imbuhnya.
Ia menargetkan sumur YYA-1 ditutup permanen Oktober 20019. Saat ini pengeboran sumur telah mencapai pada safe point terakhir yakni pemasangan casing 8 1/2" di kedalaman 8.957 kaki atau 2.730 meter. Safe point ini tinggal menyisakan interval sepanjang 20 kaki (enam meter) dari target mulai intercept di 8.977 kaki atau 2.736 meter.
"Harapannya akhir September atau paling lambat awal Oktober," ungkap dia.
PHE ONWJ, katanya, juga telah melakukan relokasi sementara terhadap 27 KK yang tinggal di tiga dusun di Desa Cemara Jaya. Relokasi ini dilakukan sebagai bentuk tanggung jawab perusahaan kepada warga terdampak insiden sumur YYA-1 yang rumahnya terkena banjir rob.
"Saat ini dan masih dilakukan secara bertahap, meskipun banyak juga warga yang menolak dengan berbagai alasan," pungkasnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News