Istana mengaku belum menerima hasil audit forensik Petral tersebut. "Secara resmi, Bapak Presiden Jokowi belum menerima hasil audit forensik Petral. Ketika berita itu muncul ke permukaan, kami sedang berada di Jawa Timur dan sudah melaporkan kepada Presiden," kata Sekretaris Kabinet Pramono Anung di Istana Merdeka, Jalan Medan Merdeka Utara, Jakarta Pusat, Kamis (12/11/2015).
Berdasarkan temuan auditor, jaringan mafia migas telah menguasai kontrak suplai minyak senilai USD18 miliar atau sekitar Rp250 triliun. Itu kontrak selama tiga tahun. Pramono mengatakan, tindakan baru akan diambil setelah Presiden mengantongi dokumen resmi hasil audit tersebut.
"Karena itu adalah dokumen resmi. Tentu akan kita kaji langkah-langkah yang akan dilakukan dan diambil setelah mendengarkan secara langsung masukan dari beberapa menteri terkait," ungkap politikus PDI Perjuangan ini.
Manajemen PT Pertamina (Persero) menghabiskan dana sebesar USD1 juta atau sekitar Rp13,7 miliar untuk melakukan audit forensik terhadap Petral dan dua entitas usahanya, yakni Pertamina Energy Resources (PES) dan Zambesi Ltd.
Meski dianggap sudah menghabiskan dana yang besar, hasil audit forensik diketahui tak menemukan adanya potensi kerugian negara dan nama-nama yang diduga memiliki peran dalam anomali pengadaan minyak tersebut.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News