Ilustrasi. Foto: AFP
Ilustrasi. Foto: AFP

Pacu Produksi Migas, Investasi EOR Capai USD7 Juta

Suci Sedya Utami • 30 Agustus 2019 09:53
Jakarta: Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) menyatakan total investasi yang digunakan untuk sejumlah kegiatan pengurasan minyak tahap lanjut (enhanced oil recovery/EOR) sebesar USD5 juta hingga USD7 juta. EOR merupakan teknologi yang dipercaya untuk meningkatkan produksi migas.
 
"Untuk capexnya (capital expenditure/belanja modal) itu sekitar USD5 juta hingga USD7 juta,” kata Kepala SKK Migas Dwi Soetjipto di Jakarta seperti dikutip, Jum'at, 30 Agustus 2019.
 
Namun demikian Dwi mengatakan kegiatan EOR membutuhkan waktu lama. Sebab harus diawali dengan penelitian-penelitian di laboratorium, pilot project, baru kemudian implementasi. Sehingga tambahan produksi dari kegiatan EOR ini baru dapat dirasakan pada 2023.

 "Itu pemasangat EOR butuh dua hingga tiga tahun, salah satunya di Blok Rokan. Itu yang kami targetkan untuk tambah produksi di 2023,” ujar Dwi.
 
Hal senada juga disampaikan Sekretaris Jenderal Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral Ego Syahrial. Dia bolang berdasarkan statistik, pengerjaan EOR bisa mencapai 10 tahun hingga akhirnya dapat diterapkan secara full scale atau dalam satu blok migas.
 
“Kalau Rokan ini akan diserahkan di 2022, Pertamina akan lakukan EOR pasca 2022. Jadi baru dirasakan 2023, dan dirasakannya lima tahun setelahnya,” kata Ego.
 
Kendati membutuhkan waktu yang lama namun arget masuknya tambahan produksi EOR tersebut lebih cepat dari proyeksi SKK Migas. Sebelumnya SKK Migas memperkirakan tambahan produksi dari kegiatan EOR diproyeksikan baru masuk pada 2025. 
 
Pada saat itu, produksi minyak diproyeksikan sebesar 494 ribu barel per hari (bph) dengan EOR, lebih tinggi dibandingkan jika tidak ada EOR sebesar 480 ribu bph. Kemudian tambahan dari EOR mulai signifikan mulai 2027, produksi minyak berhasil ditingkatkan menjadi 446 ribu bph dibanding jika tanpa EOR 376 ribu bph.
 
Salah satu perusahaan yang menjalankan EOR adalah PT Pertamina (Persero). Pertamina melaksanakan kegiatan EOR melalui anak usahanya, PT Pertamina EP di delapan lapangan. Di antaranya EOR dengan injeksi kimia di Lapangan Tanjung, kemudian direncanakan di Lapangan Rantau, Jirak, Limau, dan Sago. Selanjutnya, EOR injeksi karbondioksida (CO2 flooding) direncanakan diterapkan di Lapangan Ramba, Jatibarang, dan Sukowati.
 
Pertamina juga memperluas kegiatan EOR ini ke blok migas yang dikelola PT Pertamina Hulu Energi (PHE) yakni di Blok Offshore North West Java, tepatnya di Lapangan Zulu dan E-Main. Selain itu, di lapangan Batang yang dioperasikan oleh PHE Siak dalam waktu dekat akan dilakukan pilot project EOR steam flooding.
 
Kegiatan EOR juga akan diterapkan di Blok Rokan. di mana Pertamina akan melakukan studi subsurface di beberapa lapangan pada tahun depan untuk mempercepat rencana pengembangannya. Hasil studi ini akan menjadi dasar rencana kerja Pertamina pada awal pengelolaan Blok Rokan.
 
“Mengantisipasi alih kelola Blok Rokan dari Chevron oleh Pertamina pada 2021, Pertamina telah melakukan preliminary portfolio untuk target lapangan-lapangan yang dapat dioptimasikan agar produksi minyak dapat ditingkatkan saat alih kelola,” tutur Direktur Hulu Pertamina Dharmawan H Samsu. 

 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(SCI)


TERKAIT

BERITA LAINNYA

social
FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan