Kepala SKK Migas Dwi Soetjipto (FOTO: Dok MI/Panca Syurkani)
Kepala SKK Migas Dwi Soetjipto (FOTO: Dok MI/Panca Syurkani)

Penyebab Produksi Migas Turun Tajam

Suci Sedya Utami • 05 September 2019 07:16
Jakarta: Indonesia masih menghadapi tantangan yang sama dari tahun ke tahun dalam industri migas. Adapun tantangan itu bagaimana meningkatkan produksi dengan menggairahkan kegiatan ekplorasi guna mencari cadangan baru.
 
Kepala Satuan Kerja Khusus Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) Dwi Soetjipto mengatakan sumur-sumur migas di Indonesia saat ini mengalami penurunan produksi (decline rate) yang tajam. Hal tersebut yang membuat produksi migas terutama minyak di dalam negeri dalam beberapa tahun terakhir tak capai target.
 
"Semua memahami, kita berada dalam periode decline. Kalau (kita) tidak melakukan apa-apa maka decline mencapai 20 persen. Salah satu yang kita lakukan adalah optimalisasi. Kita komit dengan work plan, dan budget harus terkontrol," kata Dwi, dalam acara the 43rd IPA Convex, di JCC, Senayan, Jakarta Pusat, Rabu, 4 September 2019.

Dwi mengatakan Indonesia memiliki potensi sumber daya alam migas yang luar biasa. Dia mengatakan dari 128 cekungan migas yang ada di Tanah Air baru 54 yang telah diekplorasi. Artinya masih ada sisa separuh lebih yang belum disentuh. Dari 54 tersebut, baru 18 cekungan yang berproduksi.
 
"Jadi potensi kita masih cukup terbuka," ujar mantan Direktur Pertamina PT Pertamina (Persero) itu.
 
Namun, kata Dwi, potensi yang ada terletak di dalam laut. Artinya jauh dari infrastruktur yang telah tersedia di daratan. Kondisi itu, kata Dwi, membutuhkan investasi yang besar agar bisa menggarap potensi yang ada di dalam laut.
 
Dia mengungkapkan apabila banyak investasi yang masuk di migas Tanah Air maka akan meningkatkan posisi Indonesia di mata dunia. Dwi mengatakan untuk menarik investasi pembenahan regulasi diperlukan, terutama untuk aturan-aturan yang saling tumpang tindih dan berubah-berubah.
 
"Membuka mata investor dunia memang tidak semudah membalikkan telapak tangan karena menyangkut kepercayaan termasuk di sisi regulasi. Kalau ada pending matter di SKK silakan laporkan ke saya. Itu tantangannya," pungkas Dwi.
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(ABD)


TERKAIT

BERITA LAINNYA

social
FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan