Direktur Hulu Pertamina Dharmawan H Samsu mengatakan penaikan investasi tersebut ditujukan untuk mengakselerasi beberapa preospek pengeboran sumur (well) migas di tahun ini. Dia bilang akan menambah jumlah sumur.
"Untuk mengakselerasi beberapa prospek. Ada beberapa prospek untuk 2020 dimajukan. Tapi sebagian investasi itu untuk menyiapkan pengeboran di 2020 supaya kita enggak terlambat, jadi awal tahun sudah dapat," kata Dharmawan di JCC, Senayan, Jakarta Pusat, Rabu, 4 September 2019.
Padahal, sepanjang semester I, realisasi pengeboran sumur yang dilakukan Pertamina masih jauh dari separuh target. Perseroan baru merampungkan pengeboran terhadap 123 sumur sepanjang semester pertama 2019. Jumlah tersebut baru mencapai 35,86 persen dari target pengeboran sumur di tahun ini yang mencapai 333 sumur.
Dia mengatakan masih rendahnya pengeboran salah satunya dikarenakan adanya keterlambatan rig di Blok Sanga-sanga. Dia bilang dari 24 sumur yang ada di blok tersebut, baru 22 sumur.
Namun demikian, kata Dharmawan, secara produksi tetap melampaui target. Pertamina menargetkan salah satu sumur bisa memproduksi empat juta standar kaki kubik (mmscfd). Realisasinya mencapai delapan mmscfd.
Selain itu, kata dia ada juga keterlambatan pengeboran di Blok Offshore North West Java (ONWJ) di luar adanya insiden kebocoran gas dan minyak yang terjadi sejak 12 Juli lalu. Dia bilang sebenarnya blok prospek blok tersebut sudah siap dibor namun terkendala oleh rig.
"ONWJ memang ada keterlambatan dari pengeboran karena adanya isu pengadaan rig. Jadi ini sekarang kita coba bagaimana mengakselerasi pengadaan secara terintergrasi supaya 2020 enggak terlambat lagi.
Di sisi lain realisasi produksi migas perseroan hingga akhir Juni lalu juga masih di bawah target. Dharmawan sempat mengungkapkan realisasi produksi minyak pada semester satu lalu sebesar 413 ribu barel per hari (bph), 99,76 persen dari target perusahaan 414 ribu bph. Sementara produksi gas sebesar 2.856 juta kaki kubik per hari (million standard cubic feet per day/mmscfd) atau setara 97,04 persen dari target perusahaan 2.943 mmscfd.
Adapun untuk mengejar target tersebut pihaknya akan melakukan upaya-upaya maksimum di aset-aset yang belum mencapai target produksi, agar produksinya dapat digenjot. Di semester kedua 2019 ini, kegiatan pengeboran sumur, intervensi sumur, dan peningkatan fasilitas produksi, akan meningkat. Serta penerapan teknologi terkini juga penting untuk menjaga optimasi lapangan tersebut.
"Ini yang diharapkan bisa mengangkat kinerja beberapa lapangan yang belum mencapai target produksi. Istilahnya kami belajar dari enam bulan ini dan memastikan lapangan tersebut bisa seperti aset lain yang berhasil lampaui target," jelas Dharmawan.
Selain itu, Pertamina kini tengah menggarap 98 proyek migas yang menyerap investasi USD1,9 miliar. Proyek-proyek ini dikerjakan oleh sejumlah anak usaha Pertamina. Rincinya, sebanyak 47 proyek dikerjakan oleh PT Pertamina EP, 29 proyek oleh PT Pertamina Hulu Energi, 19 proyek oleh PT Pertamina Hulu Indonesia, dua proyek oleh PT Pertamina EP Cepu, dan satu proyek oleh PT Pertamina EP Cepu ADK.
"Dari 98 proyek itu ada beberapa proyek eksplorasi yang menembus daerah-daerah yang belum dieksplorasi di Blok Mahakam," jelas Dharmawan.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News