Vice President Corporate Communication Pertamina, Wianda Pusponegoro mengatakan, Pertamina memperkirakan konsumsi elpiji tahun ini mencapai 7,8 juta ton. Konsumsi ini rencananya akan disuplai dari dalam negeri sebanyak tiga juta ton dan dari luar negeri sebanyak 4,8 juta ton.
Penurunan 12 persen per hari itu karena pasokan elpiji dalam negeri dapat mencapai 1.650 metrik ton (MT). Pasokan elpiji itu berasal dari Residual Fluid Catalytic Cracking (RFCC) sebanyak 1.066 MT per hari, dari Plant Mundi sebanyak 100 MT per hari, dan dari kilang TPPI Tuban 408 MT per hari.
"Kita dapat tambahan produksi 1.650 MT per hari atau mengurangi (impor) 12 persen," kata Wianda, saat media briefing di kawasan Sarinah, Jakarta Pusat, Jumat (12/2/2015).
Menurutnya, meskipun sekarang untuk menyuplai kebutuhan elpiji dalam negeri, sebagian masih mengandalkan impor. Namun demikian, ada strategi sendiri untuk menurunkan impor yaitu dengan mempercepat produksi elpiji dalam negeri.
"Sekarang masih ada impor. Strategi kita dari pada meningkatkan impor, mempercepat elpiji plannya," tutup Wianda.
Sebagai informasi, rencana impor elpiji tahun ini sebanyak 4,8 juta MT atau 13.150 MT per hari. Karena peningkatan pengolahan elpiji dalam negeri akan dikurangi sekitar 12 persen atau sebanyak 1.650 per hari.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News