Menanggapi hal itu, Menteri Keuangan Bambang Brodjonegoro menjelaskan, pemerintah dalam mengambil kebijakan yang diumumkan tadi malam sudah mempertimbangkan kondisi harga minyak dunia dan juga tekanan kurs.
"Memang saat ini harga minyak sedang rendah, tapi kan kursnya tetap anteng di level Rp12 ribuan," ucap Bambang dalam kesempatan bincang media di kantor Kementerian Keuangan, Jakarta Pusat, Selasa (18/11/2014).
Bambang mengatakan, meskipun harga minyak dunia sedang turun, namun penurunannya baru beberapa minggu terakhir. Jadi, jika ada yang mengatakan mengapa pemerintah menaikkan harga BBM bersubsidi disaat harga minyak dunia turun, jawabannya penurunannya tidak bisa dilihat secara harian.
"Ini (harga minyak dunia turun) baru dua minggu terakhir, sebelumnya harga minyak tinggi," tutur Bambang.
Bambang menyebutkan, harga minyak mentah Indonesia (Indonesian Crude Price/ICP) pada Januari lalu menembus USD105 per barel, sementara pada periode Februari-Juni harganya diatas USD105 per barel, malah sempat mencapai USD109 per barel. Selanjutnya, pada Juli, Agustus, September, Oktober masing-masing turun menjadi USD104, USD99,5, USD95, dan USD83 per barel.
"November dan Desember diperkirakan bisa menyentuh harga di bawah USD83 per barel, dan jika dirata-rata pertahun yakni USD99 per barel," katanya.
Lebih lanjut ekonom UI ini menambahkan, premium dan solar yang beredar saat ini merupakan olahan dari minyak mentah yang dibeli dari satu bulan lalu dimana harganya pun masih di atas.
"Hari ini yang dijual di SPBU merupakan olahan minyak mentah dengan harga sebulan. Kita kan sistemnya seperti bursa minyak, kalau ada yang menawarkan minyak mentah dengan harga sekian lalu kita cocok maka kita ambil, tapi stok minyaknya kan tidak langsung ada, biasanya ada jarak dua minggu hingga 1 bulan," pungkasnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id