Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto. (FOTO ANTARA Widodo S. Jusuf).
Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto. (FOTO ANTARA Widodo S. Jusuf).

Ketersediaan dan Harga Energi Sokong Pertumbuhan Industri

Husen Miftahudin • 11 September 2016 14:31
medcom.id, Jakarta: Kementerian Perindustrian (Kemenperin) menyatakan ketersediaan energi dalam jumlah memadai dan harga bersaing mampu mendukung pertumbuhan industri nasional. Pasalnya, energi merupakan komponen vital bagi industri untuk bahan baku maupun bahan bakar dalam proses produksi.
 
"Oleh karena itu, diperlukan penyediaan energi baik yang bersumber dari listrik, gas maupun batubara," tegas Menteri Perindustrian (Menperin) Airlangga Hartarto dalam keterangan tertulis, Jakarta, Minggu (11/9/2016).
 
Untuk diketahui, jenis energi yang dibutuhkan industri pada 2015 yakni untuk listrik sebesar 76.187 GWh, gas sebesar 505.141 MMBTU, dan batubara sebesar 35 juta ton. Sedangkan, proyeksi pada 2020 jenis energi untuk kebutuhan listrik mencapai 123.554 GWH, gas mencapai 621.712 MMBTU, dan batubara mencapai 45 juta ton.

Menurut Airlangga, sumber daya energi merupakan modal untuk pembangunan, modal dasar sebagai efek berganda, serta mewujudkan pengembangan wilayah dan pemerataan ekonomi. "Maka, apabila harga gas kita dapat kompetitif seperti negara lain, kami yakin industri nasional mampu bersaing di pasar global," tuturnya.
 
Dia meminta kepada kementerian dan lembaga yang tergabung dalam Dewan Energi Nasional (DEN) untuk memperkuat komitmen bersama dalam mengimplementasikan Rencana Umum Energi Nasional (RUEN).
 
"Kami akan melaksanakan pokok-pokok program sektor industri sesuai RUEN 2016-2050. Salah satu pokoknya adalah peningkatan nilai tambah sumber daya energi sebagai bahan bakar serta bahan baku industri nasional," tegas dia.
 
Kegiatan-kegiatan yang akan dilakukan, antara lain membangun dan meningkatkan kapasitas industri petrokimia hulu berbahan baku gas untuk menyerap produksi gas dalam negeri. Kemudian meningkatkan pemanfaatan batubara untuk sektor industri dengan target mencapai 55,2 juta ton pada 2025 dan 115 juta ton pada 2050, serta mengembangkan penerapan konversi batubara pada industri petrokimia untuk menghasilkan produk olefin dan amonia.
 
Pokok lainnya, peningkatan penyediaan energi untuk menunjang penyebaran dan pengembangan industri ke luar Jawa. Diharapkan, porsi pembangunan investasi industri pengolahan non migas Luar Jawa dengan Jawa menjadi 40 persen :60 persen ada 2025. Pasalnya, pada 2010, penyebaran industri di Jawa sebesar 75 persen.
 
"Kawasan industri perlu mendapatkan penyesuaian harga gas yang kompetitif, selain 10 sektor industri yang telah diusulkan. Usulan itu masuk di butir RUEN dan sudah dirapatkan dengan presiden. Jadi, kalau bangun industri di kawasan industri akan memperoleh energi bersaing," pungkas Airlangga.
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(SAW)


TERKAIT

BERITA LAINNYA

social
FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan