"Harapan saya, sesuai permintaan Bapak Presiden (Joko Widodo) kalau bisa (rasio elektrifikasi) mendekati 100 persen akhir tahun ini. Jadi akhir tahun ini lebih dari 99 persen dan saya optimis mestinya di akhir 2020 selesai. 100 persen menikmati penerangan," kata Jonan dalam keterangan tertulis Kementerian ESDM, Minggu, 25 Agustus 2019.
Berdasarkan data per bulan Juli, Jonan menyebutkan capaian rasio elektrifikasi sudah mencapai 98,8 persen. Ada beberapa tantangan yang masih dihadapi untuk mencapai 100 persen seperti layanan akses listrik di daerah yang sulit terjangkau dengan minim infrasruktur.
"Ini segala cara harus dilakukan," ucap Jonan.
Kedua, kemampuan masyarakat dalam membayar biaya sambung listrik yang masih rendah. Jonan memperkirakan, untuk daya sambung pelanggan 450 VA masyarakat membutuhkan biaya sekitar Rp750 ribu.
"Ada sekitar 600 ribu yang tidak mampu bayar biaya sambung. Ini yang harus diperjuangkan," sebutnya.
Ia pun mempredikasi setiap tahun akan ada penambahan jumlah rumah tangga baru sekitar 500 ribu rumah tangga.
Untuk mengatasi hal tersebut, pemerintah melakukan patungan biaya sambung dengan beberapa Badan Usaha Milik Negara (BUMN). Sinergi dari perusahaan pelat merah menyumbang 100 ribu biaya sambungan listrik gratis, PLN dan pegawainya 40 ribu dan pegawai Kementerian ESDM bagi sekitar 2.500 rumah.
"Sampai sekarang sudah terkumpul 250 ribu biaya sambung listrik," pungkasnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News