Ilustrasi. (ANTARA FOTO/Puspa Perwitasari)
Ilustrasi. (ANTARA FOTO/Puspa Perwitasari)

Menteri ESDM Bidik 5.000 SPBU Memiliki Dispenser Gas dalam Dua Tahun

Annisa ayu artanti • 14 Maret 2017 18:10
medcom.id, Jakarta: Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) menargetkan dalam dua tahun ke depan seluruh Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU) di Indonesia memiliki dispenser gas. Hal itu untuk mendukung program konversi BBM ke BBG.
 
Menteri ESDM Ignasius Jonan mengatakan, melalui Peraturan Menteri ESDM yang akan dikeluarkannya dalam beberapa minggu ke depan, akan menjadi landasan kewajiban untuk menyiapkan dispenser gas tersebut.
 
Berdasarkan data PT Pertamina (Persero), saat ini ada sekitar 5.000 unit SPBU yang berada di bawah pengelolaan Pertamina. Lima ribu unit SPBU tersebut diharapkan dalam dua tahun ke depan telah menyediakan dispenser gas itu.

"Kalau itu bisa, nanti mungkin dalam satu sampai dua tahun akan ada 5.000 dispenser. Di setiap SPBU minimal satu dispenser. Biasanya di SPBU ada empat dispenser atau delapan dispenser, satu dispensernya itu gas," kata Jonan, di Hotel Dharmawangsa, Jalan Brawijaya, Jakarta, Selasa 14 Maret 2017.
 
Menurutnya, jika infrastruktur sudah tersedia sangat mudah bagi industri transportasi beralih menggunakan BBG. Ia menjelaskan, selama ini Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo) sudah mendukung program ini. Namun sayangnya infrastruktur belum tersedia.
 
"Kalau ini bisa jalan, saya kira Gaikindo atau auto industry akan mendukung. Saya masih inget dua taun lalu pak Sudirman Saisd mengajak pertemuan dengan Gaikindo dan Astra Internasional, waktu saya di perhubungan? ajak diskusi bagaimana? bisa jalan. Gaikindo bilang kalau ada pompa gasnya akan kita (Gaikindo) push," beber Jonan.
 
Mantan Menteri Perhubungan ini mengimbau jika program ini jalan, harga untuk gas tersebut tidak boleh melebihi harga Solar dan Premium. Jika lebih mahal, ia mengungkapkan program itu tidak memberikan? benefit.
 
"Satu tantangan lagi adalah kalaj ada konversi, dual fuel ya, mungkin bisa lebih menarik. Duel fuel atau tidak yang penting itu harganya lebih menarik dibandingkan BBM biasa. Kalau lebih tinggi dari Premium harganya mungkin orang sudah tidak minat," pungkas dia.
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(AHL)


TERKAIT

BERITA LAINNYA

social
FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan