Vice President Public and Governent Affairs ExxonMobil Indonesia Erwin Maryoto mengatakan, perusahaan telah melampaui produksi maksmimal pada 2016 sehingga siap melakukan peningkatan produksi di lapangan Banyu Urip hingga 200 bph sesuai permintaan pemerintah.
"Ini (peningkatan produksi) sudah kami masukkan di rencana kerja dan anggaran (work plan and budgeting/WPNB) 2017 dengan produksi 200 ribu bph. Puncak produksi sudah kita lalui, pemerintah ingin tingkatkan produksi," kata Erwin di Lapangan Banyu Urip, Jawa Tengah, Kamis (8/12/2016).
Erwin menjelaskan, engineer ExxonMobil Indonesia telah melakukan perhitungan produksi lapangan Banyu Urip dapat dimaksimalkan sampai 200 bph tanpa harus melakukan investasi tambahan.
Baca: Produksi Banyu Urip Hasilkan 74 Ribu Barel Minyak per Hari
Hanya saja, analisis mengenai dampak lingkungan (Amdal) dari Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) belum keluar. Hal ini menjadi salah satu hambatan untuk mencapai produksi maksimal tersebut.
"Kita sudah siap kalau memaksimalkan produksi. Tapi Amdal tidak bisa," ujar dia.
Padahal, lanjut Erwin, Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) sebagai pengawas KKKS sudah menyetujui kenaikan produksi tersebut.
"SKK Migas sudah setuju menaikkan produksi. Secara fasilitas kita sudah siap," pungkas dia.
Sekadar indormasi, lapangan Banyu Urip menjadi penyumbang produksi minyak nasional. Dari total produksi nasional 20 persennya berasal dari Banyu Urip. Pada 2016, Banyu Urip mencapai produksi tertinggi yakni rata-rata 170 bph.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News