Gedung Kementerian ESDM (Foto: dokumentasi Setkab)
Gedung Kementerian ESDM (Foto: dokumentasi Setkab)

Investasi EBT Melonjak jadi Rp32 Triliun di 2018

Annisa ayu artanti • 27 Desember 2017 21:14
Jakarta: Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) menargetkan investasi di sektor Energi Baru Terbarukan (EBT) di 2018 melonjak menjadi Rp32 triliun atau 81,2 persen dari prognosa realisasi tahun ini yang sebesar Rp17,66 triliun. Alokasi tersebut diharapkan memaksimalkan pengembangan EBT di masa mendatang.
 
Direktur Energi Baru Terbarukan dan Konservasi Energi, Kementerian ESDM, Rida Mulyana mengatakan, investasi tersebut berasal dari masifnya pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS), Pembangkit Listrik Tenaga Bayu (PLTB), dan Pembangkit Listrik Tenaga Panas bumi (PLTP) di tahun depan.
 
"Tahun depan tinggi mencapai Rp32 triliun karena mulai banyak pembangunan pembangkit," kata Rida, di Kantor EBTKE, Cikini, Jakarta, Rabu, 27 Desember 2017.

Ia menyebutkan, untuk proyek PLTS sudah ada tawaran dari investor dari Timur Tengah. Mereka berani membangun PLTS terapung dengan harga listrik yang dihasilkan lebih kompetitif. Dalam hal ini, Kementerian ESDM memberikan apresiasi dan diharapkan segala sesuatunya bisa terlaksana dengan baik.
 
"Untuk PLTS saja, misalkan, kita kedatangan dari Timur Tengah. Mereka ajukan proposal bikin PLTS terapung. Itu mereka berani dengan harga yang kompetitif dibandingkan dengan batu bara," jelas Rida.
 
PT PLN (Persero) juga baru meneken Letter of Intent (LoI) pembangunan tiga pembangkit, yakni PLTB Tanah Laut 70 megawatt (MW) dengan nilai USD153 juta serta PLTS Bali 1 di Kubu dan di Jembrana masing-masing berkapasitas 50 MW dan investasi USD91,6 juta.
 
Kemudian, Rida menambahkan, pembangunan  PLTB Sidrap Unit 2 juga tengah dikerjakan. Pembangunan pembangkit ini masih dalam pembahasan dengan PLN terkait jadwal operasinya yang disesuaikan dengan kebutuhan di wilayah Sulawesi Selatan.
 
Selain itu, kontribusi investasi tahun depan disokong oleh pengerjaan proyek PLTP. Direktur Panas bumi Yunus Saifulhak mencatat pengeboran sumur panas bumi tahun depan bakal diproyeksikan mencapai 30 sumur. Satu sumur merogoh dana USD7 juta. Jadi dari kegiatan ini bisa menyumbang investasi USD210 juta.
 
"Dari sini saja, terdapat investasi sebesar USD210 juta atau Rp2,83 triliun," kata Yunus.
 
Tidak hanya kegiatan pengeboran, Yunus menambahkan, pada 2018 akan ada pembangunan fisik PLTP yakni PLTP Sarulla Unit 3, PLTP Muara Labouh, PLTP Sorik Merapi, PLTP Lumut Balai, dan PLTP Hulu Lais.
 
"Total perkiraan investasi geothermal pada tahun depan mencapai Rp16,33 triliun," pungkas Yunus.
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(ABD)


TERKAIT

BERITA LAINNYA

social
FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan