Meski belum mendapat surat resmi dari Pertamina, namun Wakil Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Arcandra Tahar menegaskan, rencana pelelangan blok tersebut akan dilakukan secepatnya. Hal itu dilakukan mengingat Blok East Kalimantan akan habis masa kontraknya pada 24 Oktober 2018.
"Secepatnya. Tidak ada waktu bagi kita untuk tidak melelang secepatnya," ungkap Arcandra, di Kantor Kementerian ESDM, Jalan Medan Merdeka Selatan, Jakarta, Jumat 22 September 2017.
Arcandra mengungkapkan, sudah ada beberapa perusahaan yang tertarik mengelolanya. Namun, ia tidak menyebutkan siapa perusahaan itu. "Ada beberapa tertarik tapi ini tentu tergantung nanti bagaimana detailnya. Nah, ini sedang kita tunggu. Secepatnya akan kita lelang," kata dia.
Seperti diketahui, Pertamina tidak berminat mengelola Blok East Kalimantan lantaran tidak ekonomis. Perusahaan migas pelat merah tersebut keberatan dengan kewajiban dana pemulihan tambang (Abandonment Site Restoration/ASR).
Namun, Arcandra menambahkan, terkait kewajiban dana ASR pemerintah sedang merumuskan Peraturan Menteri (Permen) dan mencari teknologi yang tepat agar tidak membebani negara melalui cost recovery.
"Permen kan sedang dan saya juga di Eropa kemarin lihat teknologi ASR yang efisien seperti apa biar bisa turun. Karena ASR kita itu pada PSC awal tidak di kover. Nah ini jadi beban negara lewat cost recovery. Untuk itu kita harus cari teknologi yang pas yang bisa efisien biar ASR yang tinggi ini bisa ditekan," tutup dia.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News