Salah satunya adalah implementasi aplikasi dalam penjadwalan pemeliharaan kilang yang sudah diterapkan di Kilang Balongan dan Kilang Dumai. Bahkan ke depan, Pertamina akan memperluas aplikasi ini ke kilang lainnya yaitu Kilang Cilacap, Kilang Plaju, dan Kilang Balikpapan.
"Implementasi digitalisasi ini dapat mencegah unplanned shutdown kilang sehingga meningkatkan kehandalan operasional dalam memenuhi kebutuhan energi nasional," kata VP Corporate Communication Pertamina Fajriyah Usman dalam keterangan resmi, Kamis, 28 November 2019.
Di luar itu, Pertamina juga sudah melakukan enam program utama digitalisasi yaitu loyalty program, digitalisasi kilang, pengetahuan pengelolaan dan praktik terbaik di hulu, pengadaan digital, digitalisasi korporat dan digitalisasi SPBU serta Terminal BBM.
Di sektor hulu, Pertamina telah melakukan transformasi digital dengan membangun Upstream Cloud dan Big Data Analytic, sebagai bagian dari optimasi penggunaan aplikasi Petrotechnical yang tersentralisasi dan terintegrasi. Sementara di pengolahan, Pertamina tengah menyiapkan predictive maintenance yang terintegrasi melalui adopsi advanced analytics, sehingga meminimalisir terjadinya unplanned shutdown.
Di hilir, Pertamina terus melanjutkan program utamanya yakni digitalisasi SPBU dan Terminal BBM, sehingga bisa memonitor ketahanan stok dan distribusi BBM secara nasional. Selain itu, dalam proses pengadaan barang dan jasa, Pertamina juga menerapkan pengadaan digital yang diprediksi memberikan kontribusi efisiensi terbesar, sekitar Rp1,5 triliun-Rp2 triliun per tahun.
Fajriyah menjelaskan transformasi digital merupakan upaya Pertamina menjawab tantangan bisnis di masa mendatang dan cara Pertamina beradaptasi. Tujuan utama transformasi digital ini adalah meningkatkan layanan Pertamina baik untuk pelanggan ataupun proses bisnis internal.
Manfaat digitalisasi ini juga diakui oleh Vice President AVEVA South East Asia, Sebastien Ory pada ajang Pertamina Energy Forum 2019 yang digelar di Jakarta. Menurut dia, digitalisasi membantu mempercepat pengambilan keputusan sehingga operasional menjadi lebih cepat dan efisien. Sistem digital yang dipasang di aset-aset Pertamina juga dapat mengoptimalkan jadwal pemeliharaan yang bertujuan menghindari terjadi downtime.
"Performa keselamatan kerja di lapangan juga dapat lebih mudah dipantau melalui sistem digital ini," kata dia.
Ia menambahkan, digitalisasi bisa memberikan berbagai keuntungan bagi pelaku industri energi, di antaranya keandalan aset serta meningkatkan efisiensi.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News