Illustrasi. Dok : MI.
Illustrasi. Dok : MI.

PLTA Batang Toru Ditargetkan Beroperasi 2022

Suci Sedya Utami • 03 Juli 2019 15:15
Jakarta: PT North Sumatera Hydro Energy (NSHE) menargetkan waktu beroperasi atau commercial operation date (COD) Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA) Batang Toru di Sulawesi Utara di 2022.
 
Senior Advisor Lingkungan PT NSHE  Agus Djoko Ismamto mengatakan pembangunan tersebut dikebut agar bisa berjalan sebelum 2025. PLTA merupakan salah satu proyek kelistrikan yang dibangun untuk mencapai target pengembangan energi baru terbarukan (EBT) 23 persen di 2025.
 
"Kita merencanakan pada akhir 2022, sehingga sebelum 2025 EBT 23 persen tercapai," kata Agus saat halalbihalal di Jakarta, Rabu, 3 Juli 2019.

Saat ini progres pembangunan proyekberkapasitas 510 megawatt (4 x 127,5 MW) itu telah memasuki tahap konstruksi. Agus mengatakan progres konstruksi proyek yang diklaim ramah lingkungan ini baru mencapai 11 persen.
 
"Masih tahap sangat awal membangun fasilitas pendukung, membangun jalan buat camp, fasilitas penghancur batu, ya untuk sarana pekerja," tutur dia.
 
Selain itu, NSHE juga masih harus merevisi amdal terutama terkait perubahan letak fasilitas yang akan dibangun. Kemudian juga menindaklanjuti surat dari Kementerian Kehutanan dan Lingkungan Hidup (KLHK) terkait dengan studi dampak terhadap orang utan yang berada di daerah tersebut.
 
Adapun nilai investasi yang dibutuhkan untuk membangun proyek PLTA Batang Toru yakni mencapai USD1,68 miliar atau setara Rp237,7 triliun. Pendanaan tersebut lanjut Agus, berasal dari ekuitas perusahaan dan pinjaman.
 
Sebelumnya Direktur Jenderal Ketenagalistrikan Kementerian ESDM Rida Mulyana mengatakan PLTA Batang Toru akan digunakan sebagai peaker atau pemasok listrik saat beban puncak terjadi di Sistem Tenaga Listrik Sumatra. Nantinya, lanjut Rida, listrik yang dihasilkan PLTA Batang Toru akan disalurkan melalui jaringan transmisi 275 kV milik PT Perusahaan Listrik Negara (PLN).
 
Rida bilang PLTA Batang Toru diharapkan dapat menyumbang penghematan penggunaan bahan bakar minyak (BBM) setara dengan USD383 juta atau sekitar Rp5 triliun per tahun
 
Selain itu, lanjut Rida, manfaat lain dari pembangunan PLTA Batang Toru antara lain meningkatkan bauran energi terbarukan, mengurangi emisi karbon, peningkatan pendapatan pemerintah daerah, dan menambah lapangan kerja. Selain itu, penambahan daya listrik dari PLTA Batang Toru serta meningkatnya kehandalan sistem kelistrikan di Kabupaten Tapanuli Selatan diharap dapat meningkatkan rasio elektrifikasi yang saat ini mencapai 82,32 persen.

 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(SAW)


TERKAIT

BERITA LAINNYA

social
FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan