"Masih sulitnya memperoleh pasokan energi dengan biaya murah, efisien, dan ramah lingkungan jadi kendala sektor industri," ujar dia, dalam Sidang Anggota Ke-15 Dewan Energi Nasional, di Kantor Kementerian Perindustrian, Jalan Jenderal Gatot Subroto, Jakarta Pusat, Senin (10/8/2015).
Dirinya menambahkan, besaran harga energi juga dinilai terlalu memberatkan industri, seperti tingginya harga gas. Sehingga menyebabkan biaya produksi industri akan menjadi lebih tinggi.
Biaya yang tinggi juga dirasakan oleh industri ketika memilih memanfaatkan energi terbarukan, sehingga masih terbatas. "Pemanfaatan energi terbarukan masih relatif terbatas yang disebabkan tingginya biaya investasi, regulasi, insentif dari pemerintah serta harga jual yang tinggi," jelas dia.
Selain itu, lanjut Saleh, jumlah serta persebaran prasarana maupun infrastruktur energi yang memadai bagi industri juga masih minim. "Seperti ketidaksesuaian antara persebaran sumber energi dengan lokasi industri dan belum ada ketersediaan power plant dan jaringan listrik di kawasan industri," pungkasnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News