Demikian disampaikan Kepala Distrik Moskona Timur, Jendri Salakory, di Manokwari, Rabu (11/2/2015). Dia mengatakan, sebelumnya harga satu liter bensin di distrik itu mencapai Rp250.000 per liter, namun setelah pemerintah menurunkan harga premium dari Rp8.500 menjadi Rp6.600 per liter, pedagang setempat pun menurunkan harga menjadi Rp200.000 per liter.
"Tingginya harga bensin di Distrik Moskona Timur, Kabupaten Teluk Bintuni, disebabkan sulitnya transportasi menuju daerah itu," katanya.
Distrik Moskona Timur, kata dia, hanya bisa dijangkau menggunakan transportasi udara sehingga wajar jika harga satu liter bensin mencapai Rp200.000 karena pedagang mengeluarkan biaya yang tinggi untuk carter pesawat pengangkut BBM.
"Distrik Moskona Timur hanya dapat dijangkau oleh pesawat jenis pilatus dan helikopter. Harga carter pesawat satu kali penerbangan mencapai Rp85 juta, sementara heli satu kali penerbangan Rp146 juta," kata dia.
Oleh sebab itu, masyarakat Distrik Moskona Timur yang terdiri atas 12 kampung meminta kepada pemerintah Kabupaten Teluk Bintuni, Papua Barat serta Pemerintah Pusat membuka akses jalan menuju daerah itu.
"Salah satu cara untuk mengatasi kesulitan yang dialami oleh masyarakat Distrik Moskona Timur adalah membuka akses jalan menuju daerah itu karena selama ini masyarakat hanya andalkan transportasi udara yang membuat harga barang-barang sangat mahal," ujarnya.
Menurut dia, dengan terbukanya akses jalan darat maka perekonomian masyarakat bisa berkembang serta harga barang di daerah itu akan turun dan dapat dijangkau oleh masyarakat setempat.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News