Vice President Corporate Communication Pertamina Fajriyah Usman menjelaskan penambahan 3.000 MT LPG (ekuivalen dengan satu juta tabung elpiji 3 kg) ini dilakukan untuk memastikan kebutuhan elpiji 3 kg di masyarakat dapat terpenuhi dengan baik mengingat frekuensi penggunaan akan cenderung meningkat.
"Untuk memenuhi kebutuhan masyarakat tersebut, pada minggu pertama Ramadan ini Pertamina menyediakan pasokan elpiji lebih besar dari hari-hari biasa," kata Fajriyah dalam keterangan resmi, Jumat, 3 Mei 2019.
Peningkatan pasokan elpiji tersebut terjadi di hampir seluruh wilayah Indonesia. Sehingga seluruh Marketing Operation Region (MOR) Pertamina telah menyiapkan pasokan elpiji sesuai dengan perkiraan kenaikan konsumsi di masing-masing provinsi.
Penambahan alokasi ini bervariasi untuk seluruh wilayah di Indonesia. Pada MOR I (Sumatera Bagian Barat dan Utara), MOR II (Sumatera Bagian Selatan), MOR III (Jakarta, Banten dan Jawa Barat), MOR IV (Jateng & DIY) dan MOR VII (Sulawesi) rata-rata alokasi elpiji naik antara 6-11 persen. Sementara pada MOR V (Jatim, Bali, NTB dan NTT) dan MOR VI (Balikpapan) kenaikan bekisar antara 27-29 persen.
"Dengan adanya tambahan alokasi ini, masyarakat tidak perlu khawatir mengenai pasokan elpiji 3 kg. Satgas Pertamina juga akan terus memonitor konsumsi elpiji, sehingga bila terjadi lonjakan Pertamina dapat mengantisipasi lebih cepat," ujar dia.
Lebih lanjut Fajriyah menuturkan elpiji 3 Kg merupakan produk yang disubsidi oleh negara dan diperuntukkan bagi kalangan warga tidak mampu. Karena itu, masyarakat yang sudah dalam kategori mampu diharapkan dapat menggunakan elpiji nonsubsidi seperti Bright Gas yang juga tersedia di agen, pangkalan, dan modern minimarket.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News