Direktur Pemasaran Pertamina M Iskandar mengakui, harga yang ditetapkan pemerintah masih sangat jauh dari harga keekonomian.
"Pasti berdampak ke kita, tapi sekali lagi kami milik rakyat, milik negara. Kami ditugaskan, kami terima," kata Iskandar di Jakarta, Jumat 23 Jui 2017.
Iskandar menjelaskan, untuk saat ini harga keekonomian premium penugasan adalah Rp7.000 per liter. Sementara harga keekonomian solar Rp7.200 per liter. Tetapi pemerintah masih menetapkan dua harga BBM tersebut di bawah harga keekonomian.
"Sekarang premium di atas Rp7.000 per liter. Solar Rp7.200 per liter. Dipotong subsidi Rp500 per liter, sekarang Rp6.700 per liter. Tapi harga Rp5.150 per liter. Itu sejak Januari," jelas Iskandar.
Ia menuturkan, baru di pekan terakhir harga minyak dunia mengalami peningkatan. Sebelumnya, pada penetapan harga BBM Oktober 2016 lalu posisi harga minyak dunia sekitar USD37 per barel saat ini USD43 per barel. Posisi harga minyak itu belum menembus perkiraan perseroan untuk mempertahankan harga BBM tersebut.
"Tapi belum menembus penetapan awal, kan kita tidak ubah sejak Oktober tahun lalu. Posisi harga minyak duni USD37 per barel, sekarangkan USD43 per barel," pungkas Iskandar.
Sebelumnya, pemerintah telah menetapkan harga BBM jenis premium khusus penugasan, solar bersubsidi, dan minyak tanah bersubsidi untuk periode 1 Juli hingga September 2017. Adapun, harga minyak tanah (kerosen) bersubsidi yang sudah dikenai Pajak Pertambahan Nilai (PPN) ditetapkan sebesar Rp2.500 per liter.
Sedangkan harga solar bersubsidi sudah termasuk PPN dan Pajak Bahan Bakar Kendaraan Bermotor (PBBKB) sebesar Rp5.150 per liter. Kemudian, harga eceran BBM khusus Penugasan yakni premium RON 88 untuk wilayah Jawa, Madura, dan Bali (Jamali) sebesar Rp6.450 per liter. Harga premium ini sudah termasuk PPN dan PBBKB.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News