Kepala Satuan Kerja Khusus Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas (SKK Migas) Dwi Soetjipto. Medcom/Husen M.
Kepala Satuan Kerja Khusus Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas (SKK Migas) Dwi Soetjipto. Medcom/Husen M.

Serangan Drone ke Aramco Bisa Dorong Harga Minyak Mentah Indonesia

Suci Sedya Utami • 16 September 2019 15:03
Jakarta: Kepala Satuan Kerja Khusus Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas (SKK Migas) Dwi Soetjipto mengatakan serangan yang terjadi di kilang minyak milik Saudi Aramco berpengaruh terhadap kenaikan harga minyak dunia termasuk harga minyak mentah Indonesia (Indonesia Crude Price/ICP).
 
Dwi menjelaskan pengaruhnya tidak terlalu signifikan terhadap pergerakan harga ICP. Ketika fasilitas kilang sudah kembali normal maka pasokan minyak sudah berfungsi secara maksimal.  
 
"Harga minyak juga bisa naik, karena produksinya terganggu beberapa saat. Ini kan kebakaran dari fasilitas penyimpanan. Namun kalau sudah diperbaiki pun kembali normal," kata Dwi di Kementerian ESDM, Jakarta Pusat, Senin, 16 September 2019.

Mantan Direktur Utama Pertamina ini mengatakan pergerakan harga minyak akan sangat dipengaruhi oleh kondisi pasokan dan permintaan (supply-demand). Pascakejadian di Saudi Aramco terdapat kemungkinan stok minyak akan berkurang.
 
"Kita lihat gejolaknya hari ini enggak begitu besar," jelas Dwi.
 
Sementara itu, harga  minyak mentah di perdagangan Asia meningkat lebih dari 10 persen pada pagi ini. Kenaikan harga terjadi setelah adanya serangan dua kilang minyak di Arab Saudi yang memotong produksi minyak negara hingga separuhnya.
 
Melansir AFP, hari ini, harga minyak mentah West Texas Intermediate (WTI) melonjak 10,68 persen ke harga USD60,71 per barel dan minyak berjangka Brent naik 11,77 persen ke posisi USD67,71 per barel di perdagangan Asia.
 
Sebelumnya serangan drone yang menimpa perusahaan pelat merah raksasa, Aramco telah membuat kerajaan Arab Saudi meradang. Pasalnya serangan ini telah menganggu setengah dari kapasitas produksi minyak kerajaan Arab Saudi atau mencapai lima persen dari harga minyak global.
 
Menteri Energi Arab Saudi Pangeran Abdulaziz Bin Salman mengatakan bahwa serangan itu telah mempengaruhi produksi 5,7 juta barel minyak mentah dan gas. Data terakhir OPEC melansir total produksi minyak dan gas Arab Saudi mencapai 9,8 juta barel per hari.
 
"Perusahaan sedang berusaha memperbaiki produksi ke level awal dan akan memberitahukan dalam dua hari ke depan," kata dia dikutip dari CNN, Minggu, 15 September 2019.
 
Serangan itu sangat membahayakan karena menurutnya akan memengaruhi pasokan minyak dunia dan memberikan ancaman bagi perekonomian global.
 
Jason Bordiff, Direktur Pusat Kebijakan Energi Global di Columbia University, mengatakan bahwa serangan di Abqaia merupakan serangan paling berpengaruh di pasokan minyak dunia. Jika pasokan minyak dan gas terganggu maka harga dua komoditi itu akan naik.
 
"Harga minyak akan naik karena serangan itu," kata dia.
 
Pada Agustus, ICP rata-rata tercatat berada di level USD57,26 per barel. Rata-rata ICP pada bulan lalu mengalami penurunan sebesar USD4,05 per barel dibandingkan posisi bulan sebelumnya yang sebesar USD61,32 per barel. Sementara perkiraan hingga akhir tahun, asumsi ICP diperkirakan berada di level USD63 per barel.

 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(SAW)


TERKAIT

BERITA LAINNYA

social
FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan