Menurut ekonom Institute for Development of Economics and Finance (Indef) Bhima Yudhistira, penaikan tarif listrik bisa memberi tekanan terhadap kelompok rentan.
"Untuk jaga daya beli sebaiknya tarif listrik jangan naik dulu. Kenaikan tarif, meski hanya golongan 900 VA, bisa memberikan tekanan kepada kelompok rentan miskin dan kelas menengah," ujarnya, Senin, 30 Desember 2019.
Lebih lanjut, sambung Bhima, imbas penaikan tarif listrik yang dapat mengganggu daya beli masyarakat ini juga bisa berakibat negatif terhadap pertumbuhan ekonomi. "Kalau dipaksakan, imbasnya ke pertumbuhan ekonomi ikut terkontraksi," pungkasnya.
Seperti diketahui, perekonomian Indonesia masih ditopang konsumsi rumah tangga, yakni 55,79 persen (data BPS kuartal II-2019) atau lebih dari separuh produk domestik bruto (PDB) Indonesia.
Sebelumnya, Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) memutuskan untuk membatalkan penyesuaian harga (tariff adjustment) terhadap pelanggan listrik golongan 900 VA bagi rumah tangga mampu (RTM).
Pemerintah menilai rencana kebijakan penyesuaian tarif belum diperlukan kendati PT PLN (persero) tengah mengajukan permohonan penyesuaian kepada Kementerian ESDM.
Tarif listrik golongan 900 VA RTM yang bersubsidi sendiri sebesar Rp1.352 per KWh dengan jumlah pelanggan mencapai 24,4 juta pelanggan. Adapun tarif golong-an nonsubsidi 1.300-6.600 VA ke atas dipatok Rp1.467,28 per KWh.
Meski begitu, kebijakan pembatalan penaikan tarif listrik ini tidak akan memberikan tambahan subsidi listrik sehingga tidak membebani Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) 2020.
Menteri ESDM Arifin Tasrif mendorong PLN supaya mampu meningkatkan efisiensi, salah satunya dengan mengurangi konsumsi BBM pada pembangkit listriknya. "Masih banyak yang bisa dihemat. Kami arahkan segera dikonversi ke energi murah. Dengan begitu, bisa lebih efisien," jelasnya.
Langkah lain ialah mempersiapkan regulasi terkait perpanjangan kebijakan harga batu bara khusus di dalam negeri (domestic market obligation/DMO).
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News