Direktur Hulu Pertamina Dharmawan H Samsu. Medcom/Suci Sedya Utami.
Direktur Hulu Pertamina Dharmawan H Samsu. Medcom/Suci Sedya Utami.

Pertamina Rogoh Rp140,9 Miliar Sumbat Sumber Kebocoran Minyak Karawang

Suci Sedya Utami • 23 September 2019 20:49
Jakarta: PT Pertamina (Persero) berupaya untuk menutup kebocoran minyak dan gas (migas) pada sumur YYA-1 Lapangan YY Blok Offshore North West Java (ONWJ), Karawang, Jawa Barat melalui pemasangan sumur penyumbat (relief well).
 
Direktur Hulu Pertamina Dharmawan H Samsu mengatakan untuk pengeboran relief well tersebut biaya yang dikeluarkan Pertamina mencapai USD10 juta atau setara dengan Rp140,9 triliun. Biaya tersebut dikeluarkan untuk pemasangan hingga pengeboran relief well hingga terkoneksi dengan sumur YYA-1.
 
"Terkait dengan biaya kisi-kisi relief well USD7,5 juta-USD10 juta," kata Dharmawan di kantor pusat Pertamina, Jakarta Pusat, Senin, 23 September 2019.

Selain itu, Dharmawan mengatakan banyak biaya yang dikeluarkan Pertamina bukan hanya untuk pengeboran relief well namun juga hal lainnya di antaranya yakni biaya peralatan untuk menangkap tumpahan minyak, biaya pemasangan jaring, biaya apresiasi para pekerja, biaya logistik pekerja dan relawan, biaya penyebaran kapal penangkap tumpahan minyak, biaya kompensasi bagi masyarakat terdampak dan lain sebagainya.
 
Dharmawan mengatakan masih mengkalkuliasi besaran keseluruhan yang dikeluarkan perusahaan. "Biaya-biaya ini sedang kami hitung tapi kami yakon biaya-biaya ini memang dibutuhkan agar akibatnya atau dampaknya enggak lebih tinggi lagi," tutur Dharmawan.
 
Dalam kesempatan yang sama Direktur Utama Pertamina Hulu Energi Meidawati mengatakan anggaran yang digunakan untuk mengkonver penangan kebutuhan merupakan dana darurat perusahaan. Senada dengan Dharmawan, ia belum bisa merinci sebab masih dalam pendataan.
 
"Biayanya banyak, jumlah nolnya tuh banyak karena ini angka-angka masukan, maka kita harus hati-hati," tutur Meidawati.
 
Lebih jauh Dharmawan menambahkan Pertamina Hulu Energi merupakan perusahaan yang sehat. Hal ini dibuktikan dari sumbangan laba, dividen serta pajak yang besar.
 
"Jadi kekuatan keuangan PHE cukup bagus. Kita upayakan yang terbaik agar kinerjanya tetap tumbuh bagus," jelas Dharmawan.
 
Pertamina menyataka sumber kebocoran telah berhasil ditutup pada Sabtu, 21 September lalu pukul 10.30 WIB dengan pengeboran relief well yang selama ini dilakukan. Dharmawan mengatakan Incident Management Team (IMT) berhasil melakukan penetrasi penyumbatan dari relief well ke sumur YYA-1 dari kedalaman 8.964 kaki. Sehingga kedua sumur tersebut terkoneksi.
 
Direktur Operasi dan Produksi Pertamina Hulu Energi yang juga Ketua tim penanganan insiden tersebut Taufik Adityawarman mengatakan upaya penutupan ini lebih cepat lima hari dari target. Ia bilang terkoneksinya kedua sumur ini merupakan sebuah tahapan penting dalam upaya mematikan sumur YYA-1.
 
Lebih lanjut Taufik menambahkan langkah selanjutnya adalah dilakukan proses Dynamic Killing dengan memompakan lumpur berat untuk melawan tekanan dalam sumur YYA-1, sehingga tercapai keseimbangan dan menyetop aliran minyak dan gas dari sumur tersebut.
 
Beberapa waktu ke depan masih merupakan masa kritikal karenanya tetap dilakukan monitoring untuk memastikan kestabilan sumur dan memastikan tidak ada fluida yang keluar dari sumur YYA-1.Monitoring dilakukan melalui aerial survey, kamera thermal dan untuk di dalam laut menggunakan Remotedly Operated Vehicles (ROV). Bila kondisi dinyatakan stabil maka tahap selanjutnya adalah pemompaan semen untuk proses mematikan sumur YYA-1 secara permanen.
 
"Sehingga dihitung-hitung estimasi pukul 10 pagi pada 1 Oktober sudah terkunci. Artinya kebocoran sudah ditutup permanen," jelas dia.

 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(SAW)


TERKAIT

BERITA LAINNYA

social
FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan