Menurut Sofyan inisiatif tersebut tidak masalah dilakukan, karena pada dasarnya ke depannya memang penggunaan RON 88 harus dihilangkan dan menggantinya dengan kualitas yang lebih baik lagi.
"Kita harus ikut RON 92, RON 95 seperti standar Eropa, karena baik untuk lingkungan. Tapi itu belum sekarang, karena kilang kita sudah tua (untuk memproduksi)," tuturnya.
Sebelumnya, Direktur Pemasaran Pertamina, Ahmad Bambang mengatakan bulan Mei 2015 pihaknya akan mulai menghapus penyaluran premium di SPBU secara bertahap dimulai untuk kota-kota besar.
Pertamina akan menggantinya dengan bahan bakar baru berkualitas lebih baik daripada premium, tapi lebih murah dari pertamax RON 92. Salah satu tujuannya, agar masyarakat tidak ribut lagi bila harga BBM naik-turun setiap bulan.
"Membantu pemerintah dalam rangka migrasi pengguna premium ke bahan bakar yang lebih baik. Dan dampak kenaikan harga premium di masyarakat tidak lagi besar, karena sudah banyak yang pindah," ungkapnya.
Seperti diketahui, pemerintah dapat menetapkan harga premium naik-turun setiap bulannya, tergantung Harga Indeks Pasar BBM dalam satu bulan. Kondisi ini masih memberikan efek pro-kontra di masyarakat, khususnya bila harga premium dinaikkan pemerintah.
"Pastinya jenis bensin baru ini tidak disubsidi pemerintah ya," pungkasnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News