Direktur Jenderal Minyak dan Gas Bumi, Kementerian ESDM, IGN Wiratmaja Pusa membenarkan hal itu. Untuk itu, saat ini pemerintah sedang mendorong dan mempermudah pembangunan infrastruktur gas.
"Saat ini kondisinya begitu (produksi Blok Mahakam turun), makanya kita sedang dorong dan permudah pembangunan infrastruktur gas," kata Wirat kepada Metrotvnews.com, Rabu (29/6/2016).
Wirat menyebutkan, beberapa proyek pembangunan infrastruktur gas yang saat ini sedang dikerjakan dikerjakan adalah pembangunan mini Floating Storage Regasification Unit (FSRU) Benoa, pembangunan pipa Gresik-Semarang, pembangunan pipa trans Kalimantan Timur, dan lain-lainnya.
"Contoh Mini FSRU Benoa, pipa Gresik-Semarang, pipa transKaltim," ucap Wirat.
Kepala Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) Amien Sunaryadi menuturkan produksi gas Blok Mahakam memang sengaja diturunkan. Semula, produksi gas di blok yang berada di Kalimantan Timur itu bisa mencapai 1.611 barel setara minyak per hari. Namun sekarang dikurangi menjadi 1.572 barel setara minyak per hari.
Pengurangan produksi ini, jelas Amien, tinggal mengecilkan sumur yang ada. "Karena sulit menjual gasnya. Karena sulit menjualnya, jadi sumurnya dikecilkan sedikit. Kalau dikecilkan banyak, nanti sumurnya rusak," ungkap Amien.
Saat ini, gas dari Blok Mahakam sebagian digunakan untuk kebutuhan domestik. Namun sayangnya, belum ada fasilitas infrastruktur yang memadai untuk mentransfer gas tersebut ke daerah-daerah lain seperti pulau Jawa yang memang konsumsi gas cukup besar.
"Cuma kalau bawa gas dari Kalimantan Timur ke Jawa, atau ke pulau lain itu bentuknya gas alam cair (Liquid Natural Gas/LNG). Nah tempat mendaratnya itu belum siap," pungkas Amien.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News