Ketua Komite Reformasi Tata Kelola Migas, Faisal Basri. MI/IMMANUEL ANTONIUS
Ketua Komite Reformasi Tata Kelola Migas, Faisal Basri. MI/IMMANUEL ANTONIUS

Faisal Basri Pertanyakan Kenaikan Harga BBM

Husen Miftahudin • 03 Maret 2015 17:57
medcom.id, Jakarta: Awal Maret kemarin, Pertamina telah menetapkan kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM) menyusul melonjaknya harga minyak dunia akibat melambatnya perekonomian global. Harga jual premium RON 88 di Wilayah Jawa-Madura-Bali menjadi Rp6.900 per liter atau naik sebesar Rp200 per liter dari yang sebelumnya Rp6.700 per liter.
 
Ketua Tim Reformasi Tata Kelola Minyak dan Gas Bumi (RTKM) Faisal Basri mengatakan, kenaikan harga BBM tersebut tak sejalan dengan rekomendasi Tim RTKM. Pasalnya, Tim RTKM meminta kepada pemerintah untuk menghapus RON 88 atau premium, bukan untuk mempertahankan premium dengan menaikkan atau menurunkan harga BBM tersebut.
 
"Harga minyak selama Februari naik, namun apakah penghitungan premium itu wajar. Kan premium sudah tidak ada di pasar. Kita sudah berikan rekomendasi agar pemerintah menghapus RON 88. Namun itu keputusan ada di pemerintah," ujar Faisal ditemui di kantor Sekretariat Tim RTKM, Jalan Plaju No 19, Jakarta Pusat, Selasa (3/3/2015).

Menurut dia, hal tersebut menjadi biang keladi kekisruhan karena naiknya harga BBM membuat panik masyarakat, sehingga harga barang-barang kebutuhan bakal meningkat. Di sisi lain, dengan dipertahankannya premium di pasaran membuat mafia tumbuh subur di Indonesia.
 
"Itulah yang menjadi biang keladi kekisruhan negara, soalnya beda harga (pembelian crude palm oil) hanya Rp200. Dan trader (pedagang minyak) dan mafia untungnya dari situ," cetus Faisal.
 
 
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(WID)


TERKAIT

BERITA LAINNYA

social
FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan