Wakil Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Arcandra Tahar mengatakan, sebesar 10 persen dari lima juta metrik ton elpiji akan diimpor dari Iran.
"Elpiji sudah selesai, kita bilang juga (ke Iran) kebutuhan elpiji kita. Kita bisa impor dari mereka, dan kita juga bisa saya berharap maksimum 10 persen kebutuhan impor elpiji," kata Arcandra di Hotel Dharmawangsa, Jalan Brawijaya, Jakarta, Rabu 1 Maret 2017.
Selain impor elpiji, Arcandra akan mengimpor minyak mentah (crude oil) dari negara tersebut. Namun, rencana ini masih dalam pencocokan spesifikasi dengan kilang yang ada dan perhitungan aspek komersial dan teknikal.
"Kita fokus ke elpiji, kemungkinan ada untuk crude oil mereka. Kita lagi testing crude oil mereka, kecocokannya dengan refinery kita, jadi kita evaluasi secara komersial dan teknikal," jelas Arcandra.
Baca: Jokowi: 2017 Indonesia Mulai Impor LPG dari Iran
Sebelumnya, PT Pertamina (Persero) menyatakan telah menyerahkan proposal usulan pengembangan dua lapangan migas di Iran, yaitu Ab-Teymour dan Mansouri. Dua lapangan tersebut memiliki cadangan masing-masing lebih dari 1,5 miliar barel.
Syamsu Alam mengatakan, pengajuan proposal tersebut merupakan tindak lanjut dari nota kesepahaman (memorandum of understanding/MoU) yang ditandatangani oleh kedua perusahaan pada 8 Agustus tahun lalu. Berdasarkan MoU tersebut Pertamina diberi kesempatan mengajukan usulan pengembangan atas Ab-Teymour dan Mansouri pada akhir Februari tahun ini.
"Selama kurang lebih empat bulan Pertamina melakukan evaluasi teknis kedua lapangan dan kini telah menyelesaikan proposal usulan pengembangan lapangan kedua lapangan tersebut untuk disampaikan kepada NIOC," kata Syamsu.
Baca: Iran Siap Pasok 200.000 Barel Minyak Mentah
Ia berharap dengan proposal tersebut bisa menjadi landasan kedua perusahaan untuk dapat bernegosiasi langsung pada pengelolaan dua lapangan minyak itu. Syamsu menambahkan, kedua lapangan ini memiliki potensi yang menjanjikan dan sejalan dengan upaya perusahaan pelat merah untuk terus mengembangkan bisnis hulu dikancah internasional.
"Pertamina untuk terus agresif mengembangkan bisnis hulu ke luar negeri sabagai salah satu langkah strategis dalam mendukung upaya memperkuat ketahanan energi nasional," tutup Syamsu.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News