Gedung Kementerian ESDM (Foto: dokumentasi Setkab)
Gedung Kementerian ESDM (Foto: dokumentasi Setkab)

KESDM Imbau Masyarakat Menjauhi Gunung Agung Radius 4 Km

Kautsar Widya Prabowo • 29 Juni 2018 13:50
Jakarta: Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) mengimbau masyarakat untuk tidak mengunjungi atau melakukan aktivitas di Gunung Agung dalam radius empat kilometer (km). Hal itu menjadi penting dilakukan lantaran erupsi Gunung Agung telah terjadi, meski tidak ditampik sekarang ini kondisinya sudah mulai mereda.
 
Kepala Badan Geologi Kementerian ESDM Rudy Suhendar meminta kepada masyarakat di sekitar Gunung Agung, para pendaki, dan para wisatawan agar tidak melakukan aktivitas di area tersebut karena memasuki zona bahaya. Langkah itu sejalan dengan upaya meminimalisir risiko yang terjadi ketika erupsi kembali terjadi.
 
"Perkiraan bahaya di seluruh area di dalam radius empat km dari kawah Puncak Gunung Agung," ungkap Rudy, dalam sebuah konferensi Pers, di Kementerian ESDM, Jakarta, Jumat, 29 Juni 2018, seraya menambahkan agar masyarakat setempat dan wisatawan selalu menggunakan masker guna mengurangi acamanan abu vulkanik terhadap kesehatan.

Selain itu, masih kata Rudy, bagi masyarakat yang bermukim di sepanjang sungai juga diimbau untuk siaga ketika hujan turun. Hal itu karena ada potensi terjadinya aliran lahar dingin mengingat material erupsi masih berada di puncak Gunung Agung.
 
Meski demikian, Rudy meminta masyarakat untuk tidak panik dan tetap bersiaga lantaran kondisi Gunung Agung masih belum kembali normal. "Badan Geologi melalu Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi akan terus memonitor aktivitas Gunung Agung untuk mengevaluasi potensi ancaman bahaya erupsi antarwaktu," imbuhnya.
 
Rudy tidak menampik imbauan dapat berubah sewaktu-waktu terlebih jika Gunung Agung memuntahkan lahar panas. Pasalnya, lahar tersebut dapat mengalir hingga 10 km dari puncak gunung dan berpotensi mencapai area penduduk. Akan tetapi, ia mengatakan, sudah ada upaya untuk mengarahkan aliran lahar panas ke arah selatan atau ke arah laut.
 
"Peta kawasan rawan bencana lelehan biasanya lebih dari empat km hingga lebih dari 10 km. Diarahkan lahar panas ke arah selatan mengikuti lembah baru ke laut," pungkasnya.
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(ABD)


TERKAIT

BERITA LAINNYA

social
FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan