Saat ini setidaknya 553 konsumen PLN pengguna rooftop solar merupakan konsumen rumah tangga. Bahkan Kepala Divisi Niaga PLN Yuddy S Wicaksono mengatakan peralihan ke panel surya akan menggerus pendapatan PLN. Namun Yuddy sanksi bila industri bisa terlepas dari listrik PLN.
"Industri kalau mau pasang PLTS Atap, mau lepas dari PLN enggak mungkin. Pasti dia tetap nyantel ke PLN," kata Yuddy di kantor Ditjen Ketenagalistrikan, Kuningan, Jakarta Pusat, Rabu, 28 November 2018.
Yuddy pun tidak bisa membayangkan jika industri memasang dengan kapasitas yang besar seperti 30 megawatt (MW). Maka untuk memasang PLTS Atap satu MW saja dibutuhkan luas 1,5 hektar.
"Artinya butuh bangunan 45 hektar, enggak mungkin lah," tutur dia.
Lagi pula, lanjut Yuddy industri yang menggunakan rooftop solar hanya bisa dipakai untuk penerangan saja. Sebab penggunaan mesin dan segala macam membutuhkan daya besar. Oleh karenanya, industri dipercaya masih tetap membutuhkan pasokan dari PLN.
"Kita harapkan industri gunakan listrik PLN. Sudah lah, percayakan pada PLN semuanya, kompetensi kami di sini, kami jalankan 35 ribu MW untuk kebutuhan ke depan," jelas Yuddy.
Hal senada juga disampaikan Direktur Bisnis Regional Jawa Bagian Timur, Bali dan Nusa Tenggara PLN Djoko Rahardjo Abumanan. Menurut Djoko listrik PLN pun sudah murah dibanding konsumen mesti investasi lagi untuk memasang rooftop solar.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id