Menteri ESDM Sudirman Said mengatakan, setidaknya pemerintah harus mengeluarkan dana sekitar Rp23,3 triliun untuk menambah cadangan strategis selama 15 hari. Sudirman tidak menampik bila waktu 31 hari adalah kewajiban dan arahan langsung dari Presiden Jokowi.
"Berapa pentingnya dibangun segera, mumpung harga minyak sedang murah. Tim kami di ESDM dan BPH Migas telah menghitung kira-kira, apabila kita ingin membangun mulai dari 15 hari itu membutuhkan dana berapa," kata Sudirman, saat rapat kerja dengan Komisi VII DPR-RI, di Komplek Parlementer, Senayan, Jakarta, Selasa (12/4/2016).
Untuk minyak mentah, Sudirman menyebutkan, pemerintah memerlukan dana sebesar USD880,2 juta atau sekitar Rp11,6 triliun. Sedangkan untuk pembelian BBM selama 15 hari maka pemerintah memerlukan dana sebesar USD888,7 juta atau sekitar 11,7 triliun.
"Jadi total kebutuhan dana membangun 15 hari cadangan kurang lebih Rp23,3 triliun," jelas Sudirman.
Sementara itu, mantan Bos PT Pindad ini menambahkan bahwa pihaknya telah membentuk tim yang bertugas mengidentifikasikan besarnya kemampuan cadangan minyak yang ada di Indonesia, seperti kapasitas tangki yang diperlukan.
Saat ini, kapasitas tangki di Indonesia masih masih sangat kurang untuk menampung cadangan minyak. Diharapkan pemerintah dapat manfaatkan tangki idle yang ada agar memenuhi cadangan strategis tersebut.
"Kita punya tangki-tangki idle baik milik swasta maupun BUMN atau milik KKKS yang diperkirakan bisa memberikan tambahan 3,58 hari. Kita juga sedang membangun tangki-tangki yang akan segera jadi yang diperkirakan bisa menyimpan 6,56 hari," jelas dia.
Lebih lanjut, masih kata Sudirman, pemerintah akan mengadakan kembali tangki-tangi penyimpan cadangan strategis agar cadangan strategis terpenuhi. "Ke depan apabila dimungkinkan kita harus bangun tangki-tangki baru yang diperlukan untuk kapasitas 19,86 hari," tutup dia.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News