"Kita mulai bangun 2015, harusnya 2019, operasi 110 MW," kata Direktur Bisnis Regional Jawa Bagian Timur dan Nusa Tenggara PLN Djoko Abumanan, saat ditemui di JCC Senayan, Jakarta Pusat, Selasa, 27 November 2018.
Saat ini proyek tersebut telah memasuki masa uji coba sebelum beroperasi secara komersial pada Maret 2019. Djoko mengaku proyek yang digarap bersama Tiongkok ini memang sempat terhambat perbaikan bendungan. Namun hal tersebut sudah teratasi saat ini.
"Kemarin terhambat karena ada daerah yang harus diperbaiki karena itu kan bendungan bersama punya PU (Kementerian PUPR), setelah selesai dia terlambat karena banjir," ucap dia.
PLTA ini memanfaatkan air waduk Jatigede yang dibangun oleh Kementerian PUPR. Waduk Jatigede merupakan waduk terbesar kedua di Indonesia setelah waduk Jatiluhur di Purwakarta.
Keberadaan PLTA ini nantinya dimanfaatkan untuk meningkatkan keandalan sistem listrik di subsistem Bandung Selatan dan subsistem Mandirancan.
Selain itu, PLTA Jatigede juga dibangun untuk mengurangi beban SUTT 150 kV Sunyaragi-Rancaekek, meningkatkan green energy mix di sistem Jawa-Bali, menurunkan biaya pokok produksi keseluruhan karena penggunaan energi air, dan estimasi BEP (Break Event Point) adalah 5-6 tahun.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News