Ilustrasi -- MI/Atet Dwi Permata
Ilustrasi -- MI/Atet Dwi Permata

Pengamat: Elpiji 12 Kg Naik Diam-diam Agar Tak Bikin Kisruh Politik

Suci Sedya Utami • 05 April 2015 22:19
medcom.id, Jakarta: PT Pertamina (Persero) kembali menaikkan harga elpiji 12 kg sebesar Rp6.300-Rp8.000 per tabung. Namun, kali ini kenaikan dilakukan secara diam-diam, Pemerintah tidak ikut mengumumkan langsung.
 
Menanggapi hal tersebut, Pengamat Energi IRRES, Marwan Batubara menilai itu merupakan hal yang wajar. Menurutnya, baik Pertamina maupun Pemerintah melakukannnya diam-diam karena menjaga agar tidak menjadi isu politik yang nantinya akan membuat kisruh berkepanjangan.
 
Pasalnya, kata dia, Pertamina juga harus tunduk pada Undang-undang BUMN yang menuntut perseroan tidak boleh merugi. Karena jika Pertamina merugi akibat menyubsidi orang yang mampu dan tidak ada setoran (dividen) ke APBN, maka orang-orang yang seharusnya berhak mendapatkan subsidi menjadi tidak dapat. Sehingga akan menciptakan lebih banyak lagi orang miskin.

"Maka kita mengerti lah kalau memang harga pasarnya naik ya naik, apalagi penggunanya kan 95 persen ke atas itu orang mampu," kata Marwan, saat ditemui di Bumbu Desa, Cikini, Jakarta Pusat, Minggu (5/4/2015).
 
Namun, dia meminta ke depannya perusahaan energi nasional di bawah kendali Dwi Soetjipto itu lebih transparan dalam memperlihatkan data mengenai daya beli, distribusi, dan sebagainya.
 
"Kalau Pertaminanya rugi, orang yang harusnya dapat uang dari Pertamina melalui APBN itu jadi tidak dapat, nah itulah sebabnya kita minta transparansi," pungkasnya.
 
Sebelumnya, Pertamina mulai memberlakukan kenaikan harga elpiji 12 kg pada 1 April lalu.  Dengan kenaikan tersebut, harga elpiji 12 kg naik menjadi Rp141 ribu, dari sebelumnya Rp134.700 per tabung. Kenaikan harga tersebut disesuaikan antara jarak konsumen dengan agen penjualan.
 
Direktur Pemasaran Pertamina Ahmad Bambang mengatakan, kenaikan harga dilakukan atas pertimbangan acuan harga elpiji Contract Price Aramco (CP Aramco) yang mengalami kenaikan dan pelemahan rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS).
 
Pada Maret, kurs tercatat Rp13.084 per USD, naik dari bulan sebelumnya Rp12.750 per USD. "CP Aramco mixed, pada Maret USD477 per ton, sedangkan pada Februari USD467 per ton dan Januari USD451 per ton," ungkapnya.
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News

Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id
(AHL)


TERKAIT

BERITA LAINNYA

social
FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan