Proses untuk membuat kilang baru dan upgrading kilang yang tidak memakan waktu sebentar dinilai menjadi alasan adanya peningkatan volume impor BBM.
"Untuk merekomendasikan kebijakan itu, harus mempertimbangkan banyak aspek. Jangan hanya pertimbangan dari teknis legal dan finansial," tutur Direktur Eksekutif Indonesian Resources Studies (IRESS), Marwan Batubara, saat dihubungi Media Indonesia, Jumat (26/12/2014).
Marwan mengatakan, aspek ketahanan energi nasional dan mengembangkan National Oil Company (NOC) dalam negeri harus dipertimbangkan oleh pemerintah. Pasalnya, dalam proses pengalihan produksi RON 88 ke RON 92, intervensi asing justru akan semakin besar masuk ke Indonesia.
"RON 92 yang belum bisa diproduksi secara penuh justru akan melapangkan jalan bagi asing, entah itu pembangunan kilang asing maupun SPBU (stasiun pengisi bahan bakar umum) asing akan meningkat. Market share Pertamina pun akan diambil," ujar Marwan.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News