"Premium masih perlu disubsidi. Karena penurunan harga minyak dunia hanya bersifat sementara. Jika nanti harga minyak dunia USD90/barel kasihan masyarakat akan terbebani karena harga premiumnya sudah lebih dari harga sekarang," ucap Marwan kepada Metrotvnews.com melalui sambungan telepon di Jakarta, Kamis (1/01/2015).
Dia menilai, harga minyak dunia saat ini yang menyentuh level USD60/barel tidak akan berlangsung lama. "Harga USD60/barel tidak bertahan lama. Hanya sampai pertengahan tahun, kembali ke USD70 hingga USD90/barel," kata dia.
Jika harga minyak dunia telah kembali meroket dan premium tak disubsidi, dia khawatir hal ini akan menyengsarakan rakyat dan menambah jumlah rakyat miskin. "Banyak rakyat indonesia yang masih terbatas pendapatannya. nanti malah bisa meningkatkan orang miskin," tuturnya.
Sebelumnya, pemerintah resmi mencabut subsidi premium dan dialihkan ke solar. Pasalnya solar lebih sering dipakai untuk menopang aktivitas ekonomi.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News